Relawan Jokowi Minta Fadil Imran Dinonaktifkan Terkait Kasus Ferdy Sambo, Refly Harun Sebut Tak Terlalu Penting: Yang Penting Adalah…
Perkembagan kasus pembunuhan Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang kini diketahui didalangi oleh Irjen Ferdy Sambo terus mendapat perhatian masyarakat.
Kini berbagai kalangan turut mengomentari peristiwa yang terlah membuat sejumlah perwira tinggi dan menengah Polri ditahan karena dugaan pelanggaran kode etik. Baranusa yang merupakan Relawan Jokowi bahkan turut bersuara khususnya mendesak agar Kapolda Metro Jaya Fadil Imran ikut dinonaktifkan dari jabatannya.
Sebagaimana diketahui, Fadil Imran benar-benar menjadi sorotan karena skenario yang dijalankan oleh Ferdy Sambo terjadi di wilayah keamanannya. Belum lagi pelukan Telettubies Fadil Imran dan Ferdy Sambo di awala kasus ini merebak dinilai sarat akan kepentingan.
Mengenai desakan untuk meonaktiofkan Fadil Imran dari jabatannya ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun angkat suara. Refly menilai bahwa Fadil Imran memang sosok yang “menarik” mengingat sampai sekarang dirinya sekan tak tersentuh karena belum ada tindakan tegas dari Kapolri terhadap dirinya.
“Ini menarik karena Kapolda Metro Jaya ini sama sekali tidak pernah disebut sama sekali padahal terjadi di wilayah hukumnya,” jelas Refly melalui kanal Youtubenya, dikutip Minggu (14/8/22).
Menurut Refly, sikap dari Relawan Jokowi yang meminta agar Fadil Imran mulai “disenggol” ini berkaitan dengan dua hal penting.
Yakni soal pelukan mesra di awal kasus, serta “loncatnya” tanggung jawab yang didapat hanya pada Kapolres Jakarta Selatan, padahal banyak pihak yang menganggap tidak mungkin Kapolres Jakarta Selatan tidak melapor pada Kapolda Metro Jaya.
“Pertama yang gestur pelukan itu, yang kedua ini terjadi di wilayah hukumnya jadi barangkali kok logikanya melompat. Dari Ferdy Sambo kemudian Hendra Kurniawan kemudian melopat ke Kapolres Jakarta Selatan, padahal harusnya Kapolres Jakarta Selatan secara hirarkis ya harus melapor ke Kapolda Metro Jaya. Mungkin itu maksud dari Baranusa ini,” ungkap Rocky.
Refly pun menganggap terkait copot mencopot atau penonaktifan sejumlah prewiran tinggi dan menengah di lingkungan Polri imbas kasus Ferdy Sambo ini tidak terlalu “penting”.
Meski tetap menganggap sah-sah saja, Refly menekankan pada penyelesaian kasus yang secara tuntas tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto