Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peneliti Sebut Polarisasi dan Politik Identitas Dinilai akan Berkurang di 2024, Ini Alasannya!

Peneliti Sebut Polarisasi dan Politik Identitas Dinilai akan Berkurang di 2024, Ini Alasannya! Kredit Foto: Antara/Zarqoni Maksum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu isu yang cukup menjadi perhatian untuk pemilu dan pikpres 2024 nanti adalah terkait Politik Identitas.

Mengenai isu ini, Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli mengatakan, polarisasi dan politik identitas kemungkinan tak akan terjadi pada pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Pasalnya, setidaknya ia melihat akan adanya lebih dari dua poros koalisi dalam kontestasi nasional tersebut.

Polarisasi dan politik identitas, nilai Romli, terjadi ketika hanya adanya dua pilihan untuk masyarakat dalam memilih pemimpinnya. Namun saat ini, ia melihat adanya komitmen dari partai politik peserta Pemilu 2024 untuk mencegah hal tersebut.

Komitmen tersebut terlihat dari partai politik yang sudah menjalin koalisi dengan partai yang berbeda ideologi. Misalnya, koalisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan gabungan dari nasionalis-religius.

Baca Juga: Lagi dan Lagi... Kader Top PSI Menyatakan Dukung Anies Baswedan, Raja Juli Antoni Koar-koar Soal Politik Agama: Tidak Bisa Dinegosiasi!

Sehingga diyakininya, poros-poros koalisi tersebut akan lebih mengedepankan adu gagasan, visi, misi, dan programnya dalam berkontestasi. "Polarisasi dan politik identitas seperti dalam pilpres sebelumnya akan berkurang, bahkan mungkin tidak akan muncul lagi," ujar Romli saat dihubungi, Rabu (17/8/2022).

Saat ini juga sudah ada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ketiga partai merupakan gabungan dari nasionalis dan Islam, yang juga sudah menyatakan komitmennya untuk mencegah politik identitas.

Satu poros koalisi lagi yang terdiri dari partai politik nasionalis-religius dan berpeluang terealisasi adalah antara Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat. Meskipun ketiganya hingga saat ini belum menyatakan secara resmi bahwa mereka berkoalisi untuk Pemilu 2024.

"Yang utama bagi saya dengan terbentuknya koalisi-koalisi ini, maka pilpres ini (2024) akan ada banyak calon dan itu penting bagi rakyat. Sehingga rakyat mempunyai banyak pilihan," ujar Romli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: