Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sukses di Indonesia, Teguk Berencana Ekspansi ke Luar Negeri

Sukses di Indonesia, Teguk Berencana Ekspansi ke Luar Negeri Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar makanan dan minuman, khususnya minuman kekinian, merek Teguk telah menjadi salah satu pemain utama. Memiliki 170 gerai yang tersebar di berbagai kota di Indonesia mulai dari Jabodetabek, Bandung & Surabaya membuatnya semakin dikenal masyarakat. 

Keberhasilan yang dicapai oleh Teguk, tidak lepas dari sosok orang hebat dibelakangnya, Najib Wahab Mauluddin. Mungkin belum banyak yang mengenal sosok ini, Najib adalah seseorang dibalik suksesnya brand minuman kekinian yang hingga saat ini masih di cintai masyarakat berbagai kalangan.

Najib Wahab Mauluddin adalah seorang pengusaha muda di banyak sektor bisnis, mulai dari Energy, Infrastruktur, Logistik, Alat berat, hingga F&B. Bisnis Teguk berawal sejak saat merebaknya fenomena minuman boba kekinian. Terutama bagi kalangan muda, mulai dari millennial hingga generasi Z. Dari masyarakat kelas bawah hingga kelas atas.

"Ini berawal dari keinginan saya agar masyarakat di kelas bawah bisa merasakan minuman mewah tetapi tidak perlu mahal. Makanya saya ciptakan Teguk," kata Najib.

Tahun 2018, Najib merintis Teguk dimulai dengan gerai kecil yang ia buka di kawasan Tangerang, sampai akhirnya Teguk berhasil Go Internasional di pertengahan bulan September 2022. Siapa sangka, bisnis minuman kekinian yang murah meriah dengan harga yang di bandrol mulai 5000-an memiliki kesempatan untuk expand ke luar negeri.

"Yang membedakan minuman kita itu , yang pertama mewah tapi murah, Yang kedua rasa yang kita punya tidak kalah dengan rasa yang ada di mall dengan kualitas sama. Yang ketiga crew bisa langsung berkomunikasi dengan customer, bisa melihat langsung cara pembuatannya," jelas Najib.

Dengan harga yang terjangkau, ia berhasil menggaet pasar yang lebih luas. Apalagi setelah Teguk me-release gerai barunya di New York nanti, sudah pasti pasar yang dimilikinya pun akan lebih luas lagi. 

Selain harga yang terbilang murah dan rasa yang bisa bersaing dengan produk sejenis, Najib mengaku punya cara sendiri memastikan Teguk bisa berkembang dan bertahan hingga saat ini, salah satunya Teguk mengincar lokasi - lokasi dipinggir jalan yang padat penduduk agar mudah dicari dan tentu lebih dekat dengan target customer-nya.

Seiring berkembangnya teknologi, Teguk pun tidak mau kalah untuk terus bersinergi dengan perkembangan jaman. Saat ini Teguk sudah tersedia di aplikasi-aplikasi order online sehingga semakin memudahkan customer untuk menikmati Teguk, tanpa harus keluar rumah. 

"SDM yang kuat juga merupakan pondasi dari keberhasilan Teguk, dikarenakan teguk mempunyai training center sendiri, sehingga bisa sustain kedepan dengan inkubasi para tim research minuman agar selalu dapat menciptakan terus kreatifitas minuman yang update di dalam maupun luar negri serta berkreasi sendiri dengan menu andalan sendiri," pungkas Najib.

Teguk Goes To New York sudah bukan rencana lagi, melainkan sebuah kepastian yang dinanti-nanti oleh kita semua. Lokasi gerai yang tidak jauh dari Time Square, Teguk siap meroket membawa nama Indonesia dan memotivasi semua brand lokal Indonesia agar bisa terus maju.

Maulana Hakim, Founder & CEO Dinasti Kreatif Indonesia Group menambahkan, dengan tren tersebut, Teguk hadir dengan membidik masyarakat menengah ke bawah. Di sisi lain, tingkat belanja konsumen menengah ke bawah saat itu juga sedang tinggi, sehingga membuka kesempatan bagi Teguk untuk mengoptimalkan potensi pasar. 

“Saat itu, didominasi dengan tren-tren (minuman cup) dari luar negeri dengan harga yang cukup tinggi baik kopi maupun non kopi. Di sisi lain, usia 18-25 sudah memiliki kemampuan yang konsumtif, dan itu menjadi dasar Teguk berkembang. Teguk saat itu mengeluarkan produk teh yang terjangkau dengan value yang lebih tinggi,” ujar dia. 

Teguk awalnya hadir dengan produk Thai Tea seharga Rp 5.000 dengan konsep open kitchen dan pembeli bisa melihat bahan baku pembuatan produk. Mulai dari produk teh impor dan diramu dengan bahan-bahan lainnya.

Maulana percaya bisnis yang ia jalankan bisa tumbuh berkelanjutan dengan transformasi ke digital. Ia mengaku pertumbuhan saat ini jauh dua kali lipat lebih besar daripada di tahun 2019. Gofood cukup lengkap, dan sekarang konsumen kita sudah tumbuh dua kali lipat dari yang terakhir. Sekarang, pertumbuhan kita di online cukup bagus dan kontribusinya cukup besar, langkah selanjutnya adalah go international. 

Maulana mengatakan, dengan upaya dan kerja keras yang dilakukan dari awal mula bisnis minuman Teguk yang, akhirnya Teguk bisa mulai ekspansi ke luar negeri. Ia menceritakan, awalnya Teguk merupakan gerai penjual thai tea.

Ia mengatakan dasar pendirian Teguk berawal dari perilaku masyarakat yang terbiasa membeli minuman dalam kemasan. Dia bilang banyak orang pada saat itu juga sudah membeli minuman dalam kemasan cup untuk dibawa ke rapat, belajar, dan berbagai acara lainnya. Namun kala itu, kebanyakan produk minuman kemasan cup berharga mahal. 

“Konsepnya, bahan baku kita tidak kalah dengan yang premium, tapi dengan harga yang terjangkau. Kita juga menjual makanan yang unik dan khas, seperti odading misalnya,” ujar Maulana. 

Menurutnya sejak bergabung dengan penjualan online Gofood dari tahun 2019. Sepanjang setahun mengembangkan bisnis, Teguk menggunakan sistem marketing yang konvensional. Dia percaya, jika pelanggan menikmati dan suka dengan produknya, akan secara langsung akan membuat kostumer kembali lagi untuk membeli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: