Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Skenario Bencana Nuklir PLTN Zaporizhzhia Sampai Bikin Paus Fransiskus Bersuara

Skenario Bencana Nuklir PLTN Zaporizhzhia Sampai Bikin Paus Fransiskus Bersuara Kredit Foto: Reuters/Alexander Ermochenko
Warta Ekonomi, Vatikan -

Skenario bencana nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina telah menjadi perhatian besar oleh Paus Fransiskus. Pemimpin dari Vatikan itu menyerukan komunitas internasional melakukan upaya konkret untuk mengakhiri konflik di Ukraina sesegera mungkin.

"Saya berharap langkah-langkah konkret akan diambil untuk mengakhiri perang dan menghindari bencana nuklir di PLTN Zaporizhzhia,” kata Paus Fransiskus saat berpidato di hadapan audiensi kolektif, Rabu (24/8/2022), dilaporkan kantor berita ANSA.

Baca Juga: Gara-gara PLTN Terbesar di Eropa, Turki dan PBB Turun Tangan Bareng Ukraina Cegah Bencana Nuklir

Rusia dan Ukraina telah terlibat aksi saling tuding terkait siapa pihak yang membahayakan PLTN Zaporizhzhia.

Dalam pertemuan di Dewan Keamanan PBB pada Selasa (23/8/2022), Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya menuduh pasukan Ukraina terus menembaki PLTN Zaporizhzhia. Menurutnya tindakan itu meningkatkan bahaya bencana nuklir.

“Angkatan bersenjata Ukraina pada dasarnya terus setiap hari menembaki wilayah PLTN dan kota Enerhodar. Ini menciptakan risiko kecelakaan radiasi yang nyata,” ucapnya.

Sementara Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan, Rusia bertanggung jawab atas risiko kecelakaan radiasi di PLTN Zaporizhzhia.

Dia mendesak Moskow untuk menarik pasukannya dari fasilitas tersebut, kemudian mengizinkan inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) masuk ke sana.

“Satu-satunya hal yang ingin didengar seluruh dunia adalah pernyataan bahwa Rusia mendemiliterisasi PLTN Zaporizhzhia, menarik pasukannya, dan menyerahkannya kepada pemerintah Ukraina,” kata Kyslytsya.

Kyslytsya mengatakan negaranya mendukung proposal IAEA untuk mengirim misi guna memeriksa PLTN Zaporizhzhia. Ia berharap IAEA menciptakan kehadiran permanen di fasilitas tersebut untuk melakukan pemantauan secara penuh.

“Sangat penting untuk melakukan misi dengan cara yang memungkinkan komunitas internasional untuk melihat situasi nyata dan bukan pertunjukan teater Rusia,” ucapnya.

Sebelum pertemuan di Dewan Keamanan PBB berlangsung, Wakil Sekretaris PBB Rosemary DiCarlo mendesak Rusia dan Ukraina menyepakati demiliterisasi PLTN Zaporizhzhia.

“Fasilitas itu tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer apa pun, dan kesepakatan tentang batas demiliterisasi yang aman untuk memastikan keamanan daerah itu harus dicapai. Kami sekali lagi mendesak para pihak untuk memberikan misi IAEA akses langsung, aman, dan tak terbatas ke situs tersebut,” katanya.

Rusia telah menguasai dan mengendalikan PLTN Zaporizhzhia yang berada di kota Enerhodar selama berpekan-pekan. Pasukan Rusia diduga telah menempatkan senjata dan perlengkapan perang di sana. Moskow sudah menyangkal tuduhan tersebut. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: