Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Integritas dan Kejujuran Jadi Faktor Utama Etika Digital

Integritas dan Kejujuran Jadi Faktor Utama Etika Digital Kredit Foto: Unsplash/Andrew Le
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kesadaran dan pemahaman masyarakat digital saat ini akan etika sopan santun di dunia maya menjadi persoalan yang penting. Kompetensi literasi digital seperti mengakses dan menyeleksi informasi sesuai etika berinternet atau netiket di platform digital merupakan cara membentengi diri dari tindakan negatif di ruang maya. 

"Agar kita tidak terjebak pada informasi negatif sepeti hoaks dan ujaran kebencian, maka menyeleksi informasi menjadi sesuatu yang harus selalu dilatih," ujar Dosen Universitas Sahid, Khairul Syaffudin saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI/Jakarta Banten, Senin (22/8/2022). 

Baca Juga: Etika Digital Pedoman Netizen Tidak Kebablasan Berekspresi di Dunia Digital

Pengguna media digital harus terbiasa melatih dirinya untuk memikirkan ulang informasi yang dibaca sehari-hari. Kompetensi literasi digital untuk netiket lainnya adalah dalam memproduksi dan mendistribusikan informasi di platform digital. Di mana media sosial juga sebagai penghubung penggunanya berkolaborasi data dan informasi, maka harus dilakukan secara aman dan nyaman. Orang-orang di dalamnya pun harus bisa bekerja sama berpartisipasi membangun relasi sosial dengan menerapkan netiket. 

Ruang lingkup mempraktikan etika digital tersebut meliputi kesadaran saat membaca dan mendistribusikan konten, kemudian memiliki tanggung jawab. Aspek lainnya adalah integritas, kejujuran untuk menghindari plagiasi atau manipulasi, asas lainnya kebermanfaatan bagi lingkungan. 

"Saat berbicara Gen Z, maka harus menyadari bahwa mereka orang yang lahir sekitar tahun 1997 hingga 2012. Mereka generasi yang mahir teknologi dan suka berkomunikasi di dunia virtual," katanya lagi.

Selain itu Gen Z lebih terbuka terhadap segala sesuatu, mampu multitasking mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Gen Z juga dikenal sebagai generasi yang menyukai hal instant. Hal ini menjadi tantangan bahwa Gen Z harus bisa membatasi mengunggah informasi yang bersifat pribadi. Sebab karakter keterbukaan generasi ini bisa dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu Gen Z berada di lingkungan teknologi yang sudah maju, sehingga mereka mencari sumber bacaan lebih senang mencarinya di Google. Dalam pengembangan budaya digital di kehidupan Gen Z, ada budaya partisipatif dan kolaboratif di mana mereka sensng berbagi data dan akan menciptakan konten serta berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan bersama. 

Baca Juga: Bangun Kredibilitas Digital Lewat Terapkan Etika di Internet

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI/Jakarta, Banten merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Executive Assistant Young on Top, Chelen, Dosen Universitas Sahid, Khairul Syaffudin serta Wakil Rektor IV Institute Komunikasi dan Bisnis LSPR, Lestari Nurhajati. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: