Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Mau Junjungannya Dibui, Para Loyalis Najib Razak Layangkan Petisi ke Raja Malaysia

Gak Mau Junjungannya Dibui, Para Loyalis Najib Razak Layangkan Petisi ke Raja Malaysia Kredit Foto: Antara/REUTERS/Lim Huey Teng
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Mantan Perdana Menteri Najib Razak masih mendapat dukungan dari para loyalis yang telah mengirim petisi kepada raja Malaysia. Isinya para pendukung itu meminta Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah agar bersedia memberi pengampunan kepada mantan PM tersebut.

Pada Rabu (24/8/2022) waktu setempat, kerumunan yang terdiri dari sekitar 200 pendukung, berkumpul di luar istana nasional. Bersama-sama, mereka mengajukan permintaan pengampunan segera untuk Najib, yang dulu berkuasa hingga sembilan tahun lamanya, dari 2009-2018.

Baca Juga: Jadi Pesakitan Korupsi 1MDB, Najib Razak Dibawa ke Persidangan Tanpa Diborgol

"Saya ingin meminta pengampunan penuh segera untuk orang yang telah melayani (negara) dengan terhormat ini. Pelayanan dan kontribusinya telah dicabik-cabik dengan cara yang memalukan," kata Syed Mohammad Imran Syed Abdul Aziz, presiden kelompok yang mengorganisir protes tersebut. Syed juga merupakan anggota partai berkuasa, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), di mana Najib dulu pernah  menjadi presidennya.

Pada Selasa (23/8/2022), pengadilan tinggi negara itu menolak banding terakhir Najib, membuatnya harus menjalani vonis yang ditetapkan sebelumnya, 12 tahun penjara. Mantan penguasa itu dituduh menerima dana secara ilegal, sekitar USD 10 juta (Rp147 miliar) dari unit 1Malaysia Development Berhad (1MDB), menurut Reuters dalam laporannya.

Kini, Najib dikurung di Kajang, sebuah kompleks penjara yang luas di tenggara ibu kota, dengan narapidana yang ditampung mencapai hingga 5 ribu orang, termasuk pelaku pembunuhan hingga pengedar narkoba.

Namun, pada Kamis (25/8/2022) waktu setempat, Najib masih harus kembali ke pengadilan. Ia bakal menghadapi dakwaan lain terkait 1MDB, dalam skandal yang melibatkan lembaga-lembaga keuangan dan pejabat tinggi di seluruh dunia.

Najib, saat berkuasa, tercatat mampu menjaga cengkeramannya dengan ketat, hingga ia bisa menekan penyelidikan lokal terhadap korupsi di 1MDB. Namun, ia akhirnya 'terjengkal' setelah kalah pada pemilihan umum pada tahun 2018, ketika massa akhirnya menunjukkan kemarahan mereka atas dana miliaran dolar yang hilang.

Sampai saat itu, UMNO masih memimpin setiap pemerintahan koalisi multi-etnis, dan sudah berlangsung selama lebih dari enam dekade sejak kemerdekaan Malaysia dari penjajahan Inggris.

Partai tersebut kembali berkuasa tahun lalu di bawah kepemimpinan PM Ismail Sabri Yaakob, tetapi tetap terbelah oleh faksi-faksi yang bersaing. Tidak ada pula indikasi bahwa Najib dapat mengandalkan bantuan politik apa pun dari partai tersebut.

Najib sendiri dapat mengajukan grasi, yang dapat diberikan oleh raja Malaysia, meskipun ia harus meminta nasihat dari PM sebelum mengambil langkah seperti itu.

Karenanya, para pembuat petisi pada Rabu juga meminta Ismail untuk ikut turun tangan untuk urusan  pengampunan dari raja.

Sebagai putra bangsawan Melayu, Najib diyakini dekat dengan beberapa sultan, dan dia berasal dari Pahang, negara bagian yang sama dengan asal raja saat ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: