Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerakan Non-Blok Mulai Dilirik Rusia, Anak Buah Putin Buka-bukaan Tujuannya

Gerakan Non-Blok Mulai Dilirik Rusia, Anak Buah Putin Buka-bukaan Tujuannya Kredit Foto: Reuters/David W Cerny
Warta Ekonomi, Moskow -

Menteri Luar Negeri Rusia memandang baik Gerakan Non-Blok (GNB). Menurutnya, gerakan ini berpotensi positif menyelesaikan masalah internasional.

Karena memiliki 120 suara di PBB, kata Sergei Lavrov, GNB atau dikenal sebagai Non-Aligned Movement (NAM), mampu secara langsung memengaruhi keputusan di badan dunia itu. Komentar Lavrov tentang GNB terlontar saat diwawancara stasiun televisi Zvezda.

Baca Juga: Wow! Uang Gak Sedikit Ini Dijanjikan Rusia Jika Para Pemuda Mau Gabung Militer buat Berperang

“Potensinya positif dan menggembirakan, terutama dalam konteks upaya yang dilakukan hari ini untuk membentuk tatanan dunia yang multipolar, adil, dan demokratis,” ujar Lavrov saat ditanya tentang potensi GNB dalam penyelesaian isu internasional, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Senin (29/8/2022).  

Dia menjelaskan, GNB adalah proses objektif yang secara historis dikondisikan oleh tak meratanya perkembangan internasional.

“Daerah yang dulunya 'terbelakang' di planet ini, kini menjadi 'mesin' ekonomi global, pusat pertumbuhan ekonomi baru, kekuatan finansial dengan pengaruh politik yang meningkat. Cina, India, Mesir, Turki, Meksiko, Brasil, Argentina, negara-negara Afrika menjadi pilar tatanan dunia yang dibentuk secara objektif. Era membangun multipolaritas sejati akan lama. Cina dan Turki berpartisipasi dalam proses ini tanpa menjadi bagian dari Gerakan Non-Blok. Mereka menjalin kerja sama yang cukup erat dengannya," tutur Lavrov.

Terkait situasi internasional saat ini, Lavrov mengatakan, Barat memaksa semua negara untuk bergabung dengan program “anti-Rusia”, termasuk di dalamnya penerapan sanksi dan boikot.

Namun negara GNB tak terburu-buru menuruti permintaan tersebut. “Anggota GNB tidak terjerumus dalam pemerasan ini,” ucapnya.

Kendati demikian, Lavrov tak menampik, terdapat sejumlah negara GNB yang akhirnya menyerah pada tekanan Barat dan bergabung dalam gerakan anti-Rusia.

"Namun tekanan pada mereka (negara GNB) terus berlanjut. Tidak dapat disangkal bahwa trik yang benar-benar terlarang akan digunakan,” kata Lavrov.

Hingga kini Rusia masih terlibat konflik dengan Ukraina. Setelah berlangsung selama enam bulan, belum ada tanda-tanda kedua negara tersebut akan duduk untuk merundingkan kesepakatan damai atau gencatan senjata. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: