Diminta Deolipa 'Jangan Ngoceh', Ngabalin Balas Meradang: Kau Siapa? Kau Punya Jabatan Apa?
Debat panas terjadi antara Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin; mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara; serta Panda Nababan dalam program Catatan Demokrasi tvOne soal Perombakan Polri.
Awalnya, pembawa acara program itu menanyakan soal upaya presiden untuk melakukan perombakan besar-besaran terhadap Polri. Kasus Irjen Ferdy Sambo dinilai sebagai momentum emas bagi presiden untuk mengembalikan muruah institusi Polri.
Ali Mochtar Ngabalin menjelaskan, mereka yang hadir sebagai pembicara di program itu bukan sebagai hakim untuk mengadili polisi.
"Hati-hati lho, polisi institusi negara. Jangan sampai terjadi distorsi bapak, jangan kita seenak perutnya berteriak. Bahwa polisi harus melakukan evaluasi secara internal memang iya. Tapi apa kewenangan kita untuk melakukan itu, berikan kepercayaan pada polisi. Orang-orang ini terproses, jangan dibikin begitu, jangan bikin distorsi," tegas Ali Ngabalin, Selasa (30/8).
Pernyataan Ali Ngabalin pun ditimpali Panda Nababan. Mantan anggota Komisi III DPR RI itu menjelaskan bahwa apa yang dikemukakan Ali Ngabalin itu terlalu jauh menafsirkan. "Saya bilang ini kesempatan emas buat Presiden dan Kapolri, bukan berarti menghukumi Polri," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: