Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aktifis Tengarai Ada Teror Terhadap Kemasan Galon Guna Ulang

Aktifis Tengarai Ada Teror Terhadap Kemasan Galon Guna Ulang Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Komisi Penegakan Regulasi Satgas Sampah Nawacita Indonesia, Asrul Hoesein menduga adanya teror yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk mendiskreditkan produk galon guna ulang kemasan polikarbonat yang ramah lingkungan. Karenanya, dia meminta agar tindakan tersebut segera dihentikan. 

“Saya sudah bertemu dengan si peneror itu dan tahu siapa di belakangnya. Saya juga sudah mengingatkannya untuk menghentikan tindakannya itu,” ujarnya dalam acara Ngobrol Tempo, Jumat (2/9). 

Asrul mengatakan, tindakan meneror yang dilakukan terhadap galon guna ulang ini sebenarnya bukan hanya menciderai usaha air minum dalam kemasan (AMDK) galon guna ulang saja, tapi juga menciderai rakyat. Menurutnya tindakan tersebut bukan menciderai perusahaan AMDK galon guna ulang saja, tapi juga rakyat. 

“Karena, yang masuk-masuk ke rumah tangga itu kan AMDK galon guna ulang,” katanya. 

Dia juga mengkritisi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang seakan mendukung tindakan teror itu. Jadi, kunci permasalahan isu galon guna ulang ini termasuk juga karena BPOM yang seakan membiarkan isu ini terjadi berlarut-larut hingga saat ini. 

Karenanya, dia juga berharap BPOM menghentikan sikap yang seakan mendukung beredarnya isu negatif terhadap galon guna ulang ini di masyarakat. Karena, kalau tidak berhenti, hal ini akan jadi bumerang bagi BPOM sendiri yang akan dituding bersikap diskriminatif. 

Menurut Asrul, BPOM seharusnya tidak hanya fokus mengawasi galon guna ulang saja, tapi juga minuman-minuman lainnya seperti teh, kopi, dan lain-lain. Dan kalau mau mengawasi, bukan hanya kemasannya saja, tapi juga sumber air yang digunakan. 

“Ini catatan untuk BPOM, jangan cuma galonnya saja itu yang diawasi. Karena, ada ribuan kemasan di supermarket yang harus diurus BPOM di luar galon,” ucapnya. 

Dia juga mengingatkan agar perusahaan tidak ada yang melakukan persaingan tidak sehat. Boleh produksi dan memasarkan produk, tapi jangan melakukan kampanye negatif terhadap orang lain. 

Di acara yang sama, dosen dan peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Teknologi Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatma, juga sangat menyesalkan beredarnya isu soal BPA ini di masyarakat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: