Publik menuntut Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani untuk menangis bersama rakyat saat pemerintah Jokowi mengumumkan kenaikkan harga BBM.
Membela serangan itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menilai saat ini kondisinya sudah berbeda dengan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat ini, Indonesia menghadapi masalah kompleks, dari mulai kondisi pascapandemi dan perang global hingga masalah geopolitik lain.
"Kondisinya kan berbeda, kondisi hari ini dunia, kita sadar nggak sih kalau ini persoalan geopolitik, Arab Saudi lagi menikmati, para eksportir minyak lagi menikmati profit dia tidak mau nambah alokasi ke pasar, tidak nyiram pasar ya naik terus lah sehingga jangan kemudian 10 tahun lalu disamakan dengan kondisi sekarang sama sekali berbeda sama sekali berbeda,” kata Said di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (6/9).
"Dulu apa sih problematiknya, sekarang apa kan beda, pandemi, minyak hancur sehancur hancurnya. Tingkat permintaan tinggi tiba-tiba ada perang padahal rantai pasok global belum sempurna goyang semua negara,” imbuhnya.
Dia menegaskan pada saat kenaikan BBM era SBY, terjadi persoalan di Amerika Serikat hingga menyebabkan adanya pemboikotan minyak mentah di pasaran dan terjadi inflasi di seluruh negara berkembang. “Ada apa masalah internasional itu? Ini kan stuck semuanya, Saudi sudah diteriakin Amerika tetep aja belom nyiram nyiram pasar, mari fakta demi fakta kita pelajari bersama kemudian kita ambil kebijakan bedanya gimana,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: