Kredit Foto: Setwapres
Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin mengungkapkan Indonesia masih mempunyai beragam pekerjaan rumah menuju tercapainya 17 target SDGs atau pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Hal itu disampaikan Wapres saat membuka secara virtual Indonesian SDGs Corporate Summit (ISCOS) Tahun 2022 di Jakarta, kemarin.
Maruf mengatakan upaya pencapaian SDGs di berbagai negara saat ini mengalami tantangan berat imbas dari krisis ekonomi global yang tengah melanda. Terlebih, adanya pandemi Covid-19 telah menghentikan atau memperlambat kemajuan upaya pencapaian SDGs yang dilakukan oleh komunitas global.
Demikian halnya Indonesia, meskipun kedudukannya dalam upaya pencapaian target SDGs naik dari peringkat 97 pada 2021 menjadi 82 pada 2022 dari 163 negara, namun saat ini masih memiliki beragam pekerjaan rumah.
Khususnya, dalam mencapai target SDGs pertama yakni memberantas kemiskinan, dan target SDGs kedua yakni memberantas kelaparan dan malnutrisi.
“Guna meniadakan kemiskinan dalam bentuk apa pun sebagaimana tujuan SDGs pertama, misalnya, pemerintah mengedepankan kebijakan perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat,” ungkap
Selain untuk mengurangi kemiskinan nasional sebesar 10,14% per Maret 2021, sambung Wapres, juga utamanya untuk menyasar kemiskinan ekstrem yang tercatat masih sebanyak 4%. Menurutnya hal ini masih harus terus diturunkan sebagaimana target Presiden untuk menghapus kemiskinan ekstrem hingga 0% pada 2024.
“Untuk itu, integrasi, sinergi, dan kolaborasi program/kegiatan dari berbagai Kementerian/Lembaga, serta pelibatan aktor non-Pemerintah menjadi kunci sukses agenda pencapaian 0% kemiskinan ekstrem. Di samping tentunya, akurasi data sasaran penerima manfaat program,” terangnya.
Begitu pula dengan upaya pencapaian tujuan SDGs kedua, kata Wapres, yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi, pemerintah didukung segenap elemen bangsa dituntut untuk bekerja keras sekaligus cerdas, agar target prevalensi stunting 14% pada 2024 dapat tercapai.
“Terlepas dari turunnya angka stunting sebesar 30,8% tahun 2018 menjadi 24,4% tahun 2021, masih ada tantangan besar menurunkan 10,4% dalam 2,5 tahun ke depan,” paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: