Datang-Pulang dari KPK Kasih Jempol, Begini Kata Pangi Soal Sikap Santai Anies Baswedan: Kalau Bersih, Ngapain Risih?
Sikap Anies Baswedan saat memenuhi panggilan KPK terkait dugaan korupsi Formula E menjadi sorotan. Gubernur DKI Jakarta itu terlihat santai ketika mendatangi Gedung Merah Putih, Jakarta Selatan, kemarin (7/9) sekitar pukul setengah 10 pagi WIB. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu datang sendiri sambil menenteng map biru.
Anies diperiksa lembaga antirasuah itu selama 11 jam. Selama di KPK, Anies banyak senyum dan kasih jempol. Datang kasih jempol, pulang juga kasih jempol.
Saat disapa, Anies yang tampil mengenakan kemeja putih lengan pendek, lengkap dengan lencana tanda jabatan Gubernur, langsung mengacungkan jempolnya, ke arah wartawan. Ia tak banyak komentar. Hanya melemparkan senyum dan mengucapkan terima kasih. Lalu, buru-buru masuk ke lobi Gedung KPK.
Di luar gedung, massa pendukung Anies dan kubu yang berseberangan sama-sama datang ke Gedung KPK. Mereka pun menggelar aksi. Bahkan, kedua kubu ini sempat cekcok gara-gara saling tuduh orang bayaran.
Hingga matahari tenggelam, Anies belum juga kunjung keluar. Berbagai spekulasi liar sempat bermunculan. Baru pukul setengah 9 malam WIB, Anies dengan wajah semringah keluar. Senyumnya lebar. Ia tak terlihat gugup, maupun tertekan.
Keluar dari Gedung KPK, Anies kembali mengacungkan jempolnya ke arah wartawan yang sudah lama menunggunya. Anies pun meminta para wartawan untuk tetap tenang. Anies pun menggelar jumpa pers di depan Gedung KPK. Anak buahnya bahkan bela-belain bawa pelantang suara, lengkap dengan tiangnya ke KPK agar suara Anies bisa terdengar para wartawan.
"Saya ingin sampaikan, senang sekali bisa kembali membantu KPK dalam menjalankan tugasnya," ucap Anies, di kesempatan pertama. "Kami selalu berusaha untuk bisa membantu KPK bahkan sebelum ketika bertugas di pemerintahan," sambungnya.
Setelah itu, alih-alih bicara soal Formula E, Anies malah lebih bersemangat membeberkan upayanya dalam mencegah korupsi.
"Ketika kami bertugas di kampus, kami menjadikan mata kuliah antikorupsi menjadi mata kuliah wajib dan satu-satunya kampus yang menjadikan itu mata kuliah wajib," tutur mantan Rektor Universitas Paramadina itu.
Anies belum selesai. Dia kembali mengisahkan, pernah menjadi Ketua Komite Etik ketika komisi antirasuah membentuk komite tersebut. "Ketika dibentuk Tim 8 pada masa itu, saya diundang, sanggup membantu KPK," imbuhnya.
Kemudian, saat bertugas di Pemerintahan di Jakarta, Anies membentuk komisi Pencegahan Korupsi Ibu Kota untuk membantu tugas pencegahan korupsi. "Alhamdulillah, kami diundang untuk membantu. Kami pun hadir untuk membantu menjalankan apa yang dibutuhkan oleh KPK," beber Anies.
Barulah setelah itu dia bicara sedikit soal permintaan keterangan yang dilakukan kepadanya dalam penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E.
"Itu tadi kami diminta untuk memberikan bantuan keterangan dan sudah disampaikan. Insyaallah, dengan keterangan yang tadi kami sampaikan akan bisa membuat menjadi terang sehingga isu yang sedang didalami akan bisa menjadi terang benderang dan memudahkan KPK menjalankan tugas," terang Anies.
"Itu aja dari saya, terima kasih. Sudah cukup, terima kasih," tutup Anies, sambil melenggang masuk ke mobil dan meninggalkan gedung KPK.
Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri, mengapresiasi sikap Anies yang kooperatif saat dipanggil KPK. Panggilan dari Tim Penyelidik ini, kata dia, untuk meminta keterangan dan klarifikasi terkait dugaan korupsi di kasus Formula E. "Kami tentu hargai atas kehadirannya di Gedung Merah Putih KPK," kata Ali Fikri, kemarin.
Lalu apa kata pengamat? Pakar komunikasi politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menilai sikap Anies yang terlihat datang tanpa beban bisa saja pertanda bahwa DKI 1 itu sudah bertindak sesuai prosedur terkait Formula E.
"Ya kalau bersih, ngapain risih. Apalagi kehadiran beliau kan untuk membuat semua jadi terang-benderang. Banyak juga kan orang dipanggil enggak mau datang, nah itu biasanya pasti merasa bersalah," kata Pangi.
Jika pun kemudian KPK menemukan adanya penyimpangan atau korupsi, bisa saja bukan Anies langsung pelakunya karena praktik korupsi bisa saja dilakukan oleh oknum lain di Pemprov DKI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: