Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Klaim Biaya Operasional Kilangnya Lebih Rendah dari Singapura

Pertamina Klaim Biaya Operasional Kilangnya Lebih Rendah dari Singapura Kredit Foto: Pertamina
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) mengklaim biaya operasional kilangnya lebih hemat dan mampu bersaing dengan sejumlah kilang milik perusahaan energi dunia di Asia Pasifik setelah pembangunan dan perbaikan kilang yang dilakukan perusahaan.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman mengatakan, kerja keras Pertamina tersebut dapat dibuktikan dengan biaya operasional kilang Pertamina yang terus mengalami penurunan rata-rata sekitar US$3,67 per barel. 

Di mana biaya operasional kilang Pertamina ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional kilang di Singapura yang mencapai US$7,81 per barel. Biaya operasional kilang terendah telah dicapai dua kilang, yakni Refinery Unit (RU) IV Cilacap sebesar US$2.83 per barel dan RU III Plaju sebesar US$2.92 per barel.

Baca Juga: Ini Bukti Kerja Keras, Kenaikan Laba Pertamina 2021 Capai 95 Persen dan Berhemat Hingga Rp6 Triliun

“Upaya pembangunan dan revamping kilang terus dilakukan Pertamina dan hasilnya mampu menekan operasional kilang sehingga lebih rendah dari perusahaan migas lainnya di Asia Pasifik,” ujar Taufik dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (9/9/2022). 

Taufik mengatakan, penurunan operasional kilang diperoleh dari terobosan dan penghematan yang dilakukan Pertamina, terutama dalam pengadaan minyak mentah.

Saat ini, untuk pengadaan minyak mentah Pertamina mampu bersaing di pasar global senilai US$69,246 per barel lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain yang berada di angka US$69,46 per barel dan satu perusahaan migas lain jauh di atas yakni US$71,80  per barel.

Dengan program RDMP yang terus berjalan, kilang Pertamina juga menjadi lebih fleksibel mengolah berbagai jenis minyak mentah. Sehingga, rata-rata Net Cash Margin (NCM) Pertamina positif, sebesar US$4,88 per barel. Keberhasilan ini bahkan jauh dibandingkan dengan Malaysia Pertronas US$1,56 per barel.

“Upaya menekan biaya operasi salah satunya dengan penurunan biaya pembelian crude karena porsi terbesar dalam produksi BBM adalah biaya pembelian minyak mentah yang mencapai 92% dari Biaya Pokok Produksi,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: