Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendorong Adopsi Web3 yang Berkelanjutan

Mendorong Adopsi Web3 yang Berkelanjutan Kredit Foto: Unsplash/Brooke Cagle
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejarah Internet modern secara umum dapat dibagi menjadi tiga era: Web1, Web2, dan Web3. Adopsi Web3 pun semakin banyak, seiring banyaknya pihak yang menghadirkan solusi melalui Web3.

Masa Web1 meliputi awal 90-an hingga 2005, mencakup saat munculnya PC rumahan, dan era dimana Internet sedang booming-boomingnya. Orang-orang mulai terbiasa dengan konsep Internet dan World Wide Web ketika PC mulai marak digunakan. Saat itu, kecepatan internet dengan modem dial-up masih lambat.

Tetapi, dengan ketersediaan Internet broadband menjelang akhir era Web1, koneksi Internet menjadi lebih cepat.

Web1 menawarkan pengguna Internet konten yang "hanya dapat dibaca" atau "hanya dapat dilihat" yang tersedia di platform yang tersentralisasi dan tertutup. Pengguna internet pada saat itu tidak dapat memasang kontennya sendiri karena beberapa faktor, antara lain: kecepatan Internet yang lambat, penggunaan teknologi sumber tertutup seperti Microsoft Internet Explorer (IE), dan kurangnya variasi konten.

Saat itu sulit bagi rata-rata pengguna Internet untuk menemukan konten yang beragam, membuat konten mereka sendiri, dan memonetisasi konten mereka.

Seiring dengan perkembangan teknologi, Internet modern bertransisi ke era Web2, kurang lebih antara tahun 2005 hingga 2020. Di Web2, penggunaan Internet menjadi lebih terjangkau dan meluas hingga menjadi hal yang umum di seluruh dunia.

Smartphone dan teknologi Internet nirkabel (WiFi) juga mulai muncul  dan dengan cepat tersedia di mana-mana. Pada masa Web2, pengguna Internet sudah terbiasa menggunakan Internet broadband berkecepatan tinggi untuk PC dan smartphone.

Web2 memberikan pengguna Internet kemampuan untuk tidak hanya "membaca" konten, tetapi juga "menulis" dan "membuat" konten. Pengguna Internet kini dapat dengan mudah mengakses berbagai platform online seperti situs website, blog, video, dan lainnya, supaya mereka dapat membuat konten sembari berinteraksi dengan orang lain, dan sekaligus menghasilkan uang.

Platform media sosial juga semakin meroket dan digunakan oleh miliaran pengguna di seluruh dunia untuk meng-upload gambar, video, dan konten tertulis mereka. Namun, semua platform semacam ini sebenarnya ‘dikendalikan’ oleh perusahaan-perusahaan tertentu secara terpusat/tersentralisasi.

Ini berarti bahwa, meskipun pengguna dapat membuat dan memonetisasi konten mereka, pada akhirnya pemilik platform lah yang memiliki kontrol penuh atas konten yang di-upload serta informasi pribadi mereka.

Menjawab banyak kelemahan Web1 dan Web2, teknologi blockchain dan platform open-sourcenya mulai mendapatkan perhatian. Awalnya, blockchain cenderung lebih dikenal sebagai teknologi yang mendukung cryptocurrency melalui Bitcoin pada tahun 2009.

Namun, blockchain dan potensi penggunaannya mulai meluas pengembangannya menjelang akhir dekade berikutnya, memicu transisi ke era Web3 (2020 dan seterusnya).

Di Web3, pengguna Internet dapat membaca, menulis/membuat, dan memiliki serta memperoleh penghasilan melalui konten kreatif mereka, sementara tetap memiliki kendali penuh atas informasi identitas pribadi mereka.

Ini dimungkinkan dengan menggunakan aplikasi open-source yang terdesentralisasi (dApps) yang berjalan di atas platform blockchain yang terdesentralisasi.

Platform-platform blockchain ini sifatnya open-source dan siapapun dapat berkontribusi untuk pengembangan dan pemeliharaan jaringan blockchainnya. dApps adalah aplikasi-aplikasi yang berjalan berdasarkan algoritma dan kode open-source tanpa ada pihak pusat yang mengatur.

Para developer Web3 bergerak cepat mengembangkan dApps sehingga pengguna dapat mentransfer nilai keuangan, memiliki & bertransaksi seni/musik digital, menjaga keamanan identitas, memilih informasi yang dibagikan saat browsing internet, berbagi konten buatan sendiri, dan sebagainya, dengan tetap memiliki kontrol penuh atas pembayaran, identitas, dan konten.

Mengapa membangun solusi Web3 di Cardano memiliki dampak yang berjangka panjang? Cardano adalah platform blockchain proof-of-stake (PoS) terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar saat ini.

Penggunaan PoS Cardano sangat kontras jika dibandingkan dengan berbagai cryptocurrency pendahulunya seperti Bitcoin dan Ethereum, yang menggunakan algoritma berbeda dan membutuhkan energi yang jauh lebih besar yang disebut proof-of-work (PoW).

Dengan PoS, Cardano menjadi platform blockchain yang ramah lingkungan yang secara eksponensial lebih hemat energi daripada blockchain-blockchain PoW.

Di akarnya, Cardano menggunakan pendekatan yang mengutamakan penelitian untuk menawarkan layanan perekonomian terbuka kepada semua orang dengan menyediakan aplikasi terdesentralisasi untuk keuangan, identitas, properti kreatif, dan banyak lagi.

Per Agustus 2022, Cardano memiliki komunitas global lebih dari 3,5 juta yang terus berkembang, dengan lebih dari 1.040 proyek open-source yang dibangun di atas platform Cardano, dan memiliki aktivitas developer terbanyak di GitHub pada tahun 2021 di antara semua blockchain menurut Santiment.

“Platform blockchain yang terdesentralisasi dan open-source seperti Cardano, memberikan landasan teknologi bagi developer Web3 untuk mengembangkan aplikasi Web3 yang berdampak sosial yang dapat menjangkau pengguna yang luas. Perusahaan juga dapat memanfaatkan Cardano untuk bertransisi ke dunia bisnis Web3 sambil merangkul citra ramah lingkungan,” kata COO Grup EMURGO Rio “Popeye” Inaba.

Akan seperti apakah masa depan Web3? Era Web3 baru saja dimulai, dan muncul banyak pendapat tentang masa depan Web3. Namun, angka-angka memberitahu kita sesuatu.

Menurut LinkedIn, lowongan pekerjaan terkait blockchain dan Web3 adalah yang terbanyak di industri teknologi pada tahun 2021, dan kapitalisasi pasar industri Web3 mencapai rekor tertinggi sebesar 3 triliun dollar di tahun 2021.

Transisi ke dunia Web3 yang terdesentralisasi ini menciptakan komunitas yang terdiri dari pengguna dan berbagai perusahaan tradisional yang mulai memanfaatkan teknologi blockchain. Hal ini terlihat seperti perkembangan alami dari era internet.

Platform-platform baru yang inovatif di Cardano seperti Cardano Clan, sebuah portal gratis yang menyediakan layanan semacam platform social networking dengan menggabungkan dan menyusun konten terbaru dan terbaik untuk komunitas global Cardano, membantu menyediakan kebutuhan penting untuk menyambut lebih banyak pengguna baru masuk ke dunia Web3.

Cardano Clan juga menyediakan platform interaktif yang dirancang khusus untuk peluang investasi Web3, serta distribusi, konsumsi, dan monetisasi konten tentang Cardano yang dibuat oleh para pengguna, yang tetap  memiliki kontrol penuh atas data mereka.

Untuk seni, musik, dan koleksi, para pengguna dan pemilik merek dapat membuat, membeli, dan menjual NFT di marketplace yang berjalan di atas blockchain terdesentralisasi.

Pengguna dan pemilik merek dapat bertransaksi satu sama lain di seluruh dunia menggunakan cryptocurrency atau stablecoin berbasis blockchain untuk pembayaran mikro dan makro dengan penyelesaian yang cepat tanpa perantara atau bank.

Hal ini dapat dilakukan melalui dompet kripto Web3 yang terhubung ke browser atau smartphone, menyuguhkan kelancaran proses untuk segala usia. Marketplace NFT di Cardano seperti Fibo menyediakan platform yang terhubung dengan dompet kripto open-source, yaitu Yoroi, untuk bertransaksi NFT.

Dompet kripto Web3 yang open-source membantu pengguna bertransaksi menggunakan kripto atau stablecoin, berapapun jumlahnya, di seluruh dunia dalam sekejap dengan transparansi penuh karena semua transaksi dapat dilihat secara real-time menggunakan blockchain explorer (mirip dengan search-engine Internet).

Untuk identitas, para pengguna dan perusahaan-perusahaan dapat menggunakan identifikasi yang terdesentralisasi (DID) untuk mengelola informasi pribadi mereka secara pribadi tanpa harus bergantung pada pihak ketiga yang dapat salah mengelola dan membocorkan data mereka.

Pengguna dapat mengendalikan data mereka sepenuhnya saat menggunakan layanan Web3 yang berjalan di blockchain untuk memverifikasi identitas mereka.

Penjelasan diatas hanyalah sedikit gambaran tentang dunia Web3 yang bermanfaat bagi semua, masih banyak lagi layanan terdesentralisasi lainnya tersedia.

Bagaimana Mempersiapkan Transisi ke Web3

Penyedia solusi Blockchain seperti EMURGO dapat membantu mengisi celah pengetahuan, dan mengantar proyek atau perusahaan Anda ke dunia Web3.

Sebagai entitas pendiri Cardano, EMURGO memiliki sumber daya untuk mendanai, membangun, dan memasarkan proyek Web3 Anda atau mengintegrasikan model bisnis Anda saat ini ke dalam ekosistem Web3 Cardano.

EMURGO saat ini juga sedang memperluas perekrutannya di Indonesia untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan layanan Web3 secara lokal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: