Selain itu, dampak kenaikan harga BBM juga berdampak kepada pengusaha tahu. Ia mengatakan bahwa para pengusaha tahu terpaksa mengurangi ukuran dijual di pasaran.
"Kemudian adaptasi terhadap langkanya kedelai, ada fenomena menarik tahunya jadi langsing, menjadi lebih kecil," ujarnya.
Menurutnya, fenomena tersebut bukan sesuatu yang baru. Namun terjadi juga di beberapa negara.
"Fenomena melejit produk itu terjadi di seluruh dunia, jadi jangan kaget produk produk supermarket biasanya sejengkal tiba tiba mengecil, itu bagian dari adaptasi," ungkapnya.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat pun memastikan akan terus melakukan pemantauan harga maupun ketersediaan bahan pangan di seluruh Jabar. Hal itu untuk memetakan dan mengantisipasi melejitnya harga maupun kelangkaan pangan di Jabar.
"Tapi tetap kita monitor setelah kenaikan BBM, karena BBM pasti mempengaruhi inflasi, tapi belum terlihat," tandasnya.
Baca Juga: Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, Ridwan Kamil Pamerkan UMKM Jabar di Indonesia Timur
Emil menambahkan pihaknya tidak akan segera melakukan operasi pasar karena kenaikan harga hanya terjadi di dua komoditi saja.
"Saya rasa belum urgent untuk melakukan operasi pasar karena harga kepokmas masih terkendali pascakenaikan BBM," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: