Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jerman Lagi-lagi Ogah Penuhi Permintaan Ukraina untuk Tank Tempur karena...

Jerman Lagi-lagi Ogah Penuhi Permintaan Ukraina untuk Tank Tempur karena... Kredit Foto: Reuters/Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina
Warta Ekonomi, Berlin -

Permintaan Ukraina kepada negara-negara Barat untuk memasok tank tempur telah direspons Jerman. 

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht kembali menolak permintaan Ukraina untuk memasok tank tempur karena tidak ingin gegabah mengambil keputusan.

Baca Juga: Gedung Putih Buka Suara Soal Pasukan Ukraina Pukul Mundur Rusia

“Tidak ada negara yang mengirimkan kendaraan tempur infanteri atau tank tempur utama buatan Barat sejauh ini (ke Ukraina). Kami telah sepakat dengan mitra kami bahwa Jerman tidak akan mengambil tindakan seperti itu secara sepihak,” kata Lambrecht, Senin (12/9/2022).

Sebelumnya Kanselir Jerman Olaf Scholz menolak gelombang kritik yang menyebut Jerman tidak menunjukkan kepemimpinan dalam upaya Barat memasok senjata berat ke Ukraina. Dalam hal tersebut, Scholz memilih lebih berhati-hati.

“Saya mengambil keputusan dengan cepat dan bersama dengan mitra kami. Saya menemukan tindakan tergesa-gesa dan upaya Jerman yang luar biasa dipertanyakan,” kata Scholz dalam wawancara dengan surat kabar Bild am Sonntag yang diterbitkan 1 Mei lalu.

Jerman telah mengirimkan tank howitzers ke Ukraina. Namun Kiev juga menginginkan tank tempur Leopard, kendaraan tempur infanteri Marder, dan tank anti-pesawat Gepard.  

Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan di Bild am Sonntag menunjukkan bahwa 54 persen warga Jerman tidak puas dengan penanganan krisis yang dilakukan Scholz.

Peringkat persetujuannya turun menjadi 32 persen. Khawatir Rusia dapat memperluas perang ke negara-negara selain Ukraina, beberapa mitra Jerman dalam aliansi militer NATO telah menyatakan ketidakpuasan dengan keraguan awal Scholz untuk mempersenjatai Ukraina.

Lainnya seperti Polandia tidak senang dengan penentangan Jerman terhadap embargo Uni Eropa atas impor gas Rusia.

Partai koalisi Scholz, yakni, The Greens and Free Democrats, juga lebih tertarik memberikan lebih banyak bantuan militer ke Ukraina.

Scholz harus menyeimbangkan tuntutan mereka dengan tuntutan anggota partainya yang mengatakan pengiriman senjata berat ke Ukraina berisiko memicu respons militer Rusia di negara ketiga dan memicu konflik yang lebih luas. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: