Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elemen Penting Capai NZE, Pengamat: Panas Bumi Harus Dikembangkan Secara Optimal

Elemen Penting Capai NZE, Pengamat: Panas Bumi Harus Dikembangkan Secara Optimal Direktur Eksekutif Institute Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa. | Kredit Foto: Bethriq Kindy Arrazy
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia dikaruniai berbagai macam potensi sumber daya alam termasuk energi baru terbarukan (EBT) sehingga sangat memungkinkan untuk bisa mencapai Net Zero Emissions (NZE) atau netralitas karbon.

Dari ragam variasi potensi EBT, sangat wajar bila panas bumi mendapatkan prioritas pengembangan dari pemerintah.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), mengungkapkan panas bumi merupakan elemen penting yang dimiliki Indonesia untuk mencapai NZE.

"Dalam rangka mencapai NZE, seluruh potensi energi terbarukan, termasuk panas bumi harus dikembangkan dengan optimal," katanya, belum lama berselang.

Menurut dia, sangat wajar pemerintah memberi perhatian serius untuk pengembangan panas bumi karena berbagai alasan. Apalagi pemerintah memiliki peta jalan (roadmap) pengembangan panas bumi hingga mencapai kapasitas 7 Gigawatt (GW) pada 2030.

"Panas bumi juga tidak dianaktirikan, karena sejak 15 tahun lalu, pengembangan panas bumi selalu jadi prioritas dan berbagai instrumen mitigasi risiko hulu dibuat oleh Kementerian Keuangan,” ujarnya.

Apalagi, lanjut Fabby,  saat ini ada fasilitas penurunan risiko eksplorasi panas bumi, yaitu Geothermal Resources Risk Management (GREM) yang dikelola oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Belum lagi pendanaan infrastruktur panas bumi yang juga dikelola PT SMI sebesar Rp3,7 triliun yang berasal dari dana APBN dan hibah Bank Dunia.

"Dibandingkan dengan Tenergi Terbarukan lainnya, upaya memberikan dukungan panas bumi jauh lebih besar," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: