Pengamat Olahraga Internasional Miris Lihat Peraturan Keamanan dan Keselamatan Stadion di Indonesia

Warta Ekonomi, Singapura -

Dunia tengah berduka atas tewasnya ratusan penggemar sepak bola Indonesia di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) kemarin. 

Pengamat olahraga hingga sepak bola, baik dalam maupun luar negeri, menyampaikan belasungkawa tetapi sekaligus menyoroti bencana yang terjadi di Malang akhir pekan lalu.

Baca Juga: Profesor Asing Soal Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan: Fokus Investigasi Harus Dipusatkan ke Polisi

Pengamat olahraga Profesor David Shilbury mengatakan kepada "Asia Now" Channel News Asia bahwa beberapa bencana stadion di masa lalu sebagian disebabkan oleh arena kuno yang tidak memiliki langkah-langkah keamanan yang diterapkan oleh stadion baru yang mematuhi peraturan badan olahraga.

“Stadion tua dengan banyak ruang berdiri dan kerumunan yang dikemas seperti ikan sarden --itulah salah satu hal yang berubah belakangan ini, di mana desain stadion modern hanya memiliki tempat duduk dan tidak ada kesepakatan ruang berdiri dalam hal kesehatan kerja dan langkah-langkah keamanan,” kata Prof Shilbury, ketua Manajemen Olahraga di Deakin Business School.

Prof Shilbury mengatakan bahwa ada langkah-langkah umum dalam konstruksi dan pembangunan stadion, dan standar yang dimiliki FIFA dan asosiasi kontinental untuk stadion dalam hal pertandingan formal, internasional, dan kontinental.

“Saya pikir FIFA akan gugup tentang pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjaga stadion lama,” katanya.

Dengan Indonesia bersiap-siap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan, stadionnya kemungkinan akan diawasi ketat oleh FIFA, terutama setelah tragedi akhir pekan.

“Anda dapat yakin bahwa FIFA akan menerapkan pengawasan yang sangat tinggi terhadap standar stadion yang akan disediakan untuk turnamen global (U-20) yang akan diselenggarakan oleh Indonesia,” katanya.