Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bulog Sumut Pastikan Kenaikan BBM Tidak Pengaruhi Harga Beras

Bulog Sumut Pastikan Kenaikan BBM Tidak Pengaruhi Harga Beras Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berdampak di banyak sektor, salah satunya naiknya tarif angkutan maupun harga pangan. Namun, Perum Bulog memastikan harga beras tidak akan terdampak oleh kenaikan harga BBM ini.

Kepala Perum Bulog Wilayah Sumut, Arif Mandu, mengatakan bahwa harga beras Bulog di Wilayah Medan maupun kabupaten/kota di Sumut masih kisaran Rp8.600 hingga Rp9.000.

Baca Juga: Bulog Sumut Salurkan Bantuan kepada Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara yang Terdampak Gempa

"Kalau di Bulog kenaikan BBM tentu tidak ada pengaruh. Penjualan kita sebelum naik BBM tetap Rp8.600, nah setelah kenaikan BBM pun tetap Rp8.600," katanya, Rabu (5/10/2022). 

Dikatakannya, Bulog Sumut telah menggelontorkan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau Operasi Pasar, kemudian di samping itu bersama Pemda menggelar pasar-pasar murah. 

Baca Juga: Jaga Stabilitas Beras, Bulog Masifkan Operasi Pasar

"Saya kira itulah upaya-upaya untuk meredamnya. Kalaupun ada kenaikan tidak signifikan. Seperti hasil pantauan Bulog di pasar, harga masih Rp9.500 atau Rp9.600 bervariasi. Masih di bawah Rp10 ribuan lah," ujarnya. 

Padahal, lanjutnya, harga beras Bulog HET-nya Rp9.950 dan yang penting tidak boleh melebihi dari itu. 

"Kalau premium di Rp12 ribuan sampai Rp13 ribuan. Premium ini HET nya di Rp13.300 artinya masih tidak di atas itu. Jadi untuk harga beras Bulog di Sumut masih stabil ya, walau ada pergerakan tapi di bawah HET. Begitu juga jenis beras medium yang penting masih di bawah Rp10 ribu," ujarnya.

Baca Juga: Bantu Atasi Masalah Stunting, Bulog Gelontorkan Beras Fortivit

Adapun, untuk stok beras di Bulog Sumut ada 9 ribuan ton. Dan pastinya aman hingga Desember 2022, sedangkan pengadaan baru 2700 ton. 

"Memang tahun ini penyerapan kita agak kurang karena program BPMT, sehingga kebijakannya beralih jadi bantuan tunai," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: