Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani: Kenaikan Suku Bunga The Fed Pengaruhi Ruang Fiskal Negara Berkembang

Sri Mulyani: Kenaikan Suku Bunga The Fed Pengaruhi Ruang Fiskal Negara Berkembang Kredit Foto: Kemenkeu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan setiap federal reserve (The Fed) menaikkan suku bunganya, selalu ada korelasi yang cukup kuat dari krisis keuangan di banyak negara berkembang.

Hal ini dapat dilihat dari 30 hingga 40 tahun terakhir, saat The Fed menaikkan suku bunga, banyak negara berkembang yang terancam akan hal tersebut. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa mereka dalam hal ini negara berkembang harus menggunakan ruang fiskalnya untuk melakukan countercyclical, artinya mereka harus melebarkan defisitnya.

Baca Juga: Minta Bantuan Sektor Keuangan, Sri Mulyani: Menjaga Perekonomian Indonesia Tidak Mudah!

"Seperti yang saya katakan sebelumnya, ini bukan hanya kompleks tetapi juga dekat dengan situasi bahaya bagi banyak negara, terutama negara berkembang," kata Sri Mulyani di dalam acara T20 Summit di Washington DC, dipantau secara daring, Senin (10/10/2022).

Sebagai informasi, countercyclical memiliki pengertian mengambil pendekatan sebaliknya, yaitu mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak selama ekonomi sedang booming, serta meningkatkan pengeluaran dan memangkas pemungutan pajak ketika sedang dalam masa resesi.

Indonesia tidak terkecuali, lanjut Sri Mulyani, sehingga mereka kini sangat terekspos oleh high depth tanpa suku bunga, kenaikan dan penguatan dolar di beberapa negara. 

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Indonesia Berpotensi Akan Alami Krisis Pangan, Energi, Hingga Krisis Keuangan

"Indonesia sudah mengumumkan bahwa kita hanya boleh mengalami defisit kedalaman lebih dari 3%, karena pandemi hanya tiga tahun dan kemudian Anda harus kembali ke bawah. Tiga persen, ini adalah disiplin fiskal pedesaan yang telah kami adopsi selama 20 tahun," ujarnya.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan bahwa negara maju juga benar-benar harus menentukan apakah mereka memiliki kekuatan fiskalnya sendiri untuk menyediakan ruang fiskal bagi banyak negara berkembang, dan negara berkembang juga perlu menyediakan ruang fiskalnya untuk situasi seperti saat ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: