Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Atasi Krisis dan Perubahan Iklim, Menkeu Dorong Percepatan Transisi Hijau

Atasi Krisis dan Perubahan Iklim, Menkeu Dorong Percepatan Transisi Hijau Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Washington -

Sebagai bagian dari rangkaian Pertemuan Tahunan International Monetary Fund dan World Bank Group 2022, Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim (Coalition of Finance Ministers for Climate Action) mengadakan Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 di bawah kepemimpinan bersama Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Keuangan Finlandia Annika Saarikko sebagai co-chairs.

Dalam pertemuan itu, para menteri keuangan menekankan perlunya bergerak maju dengan transisi hijau sebagai bagian dari strategi pemulihan ekonomi dan pertumbuhan inklusif sambil berusaha untuk meredam dampak buruk yang dihadapi oleh kelompok masyarakat paling rentan.

Mempertimbangkan kondisi tersebut, Finlandia, Indonesia serta Sekretariat Koalisi memilih pembahasan transisi hijau dan masa depan kontribusi dari Koalisi pada Conference of Parties (COP 27) sebagai sub topik Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 kali ini di Washington DC, Rabu (12/10/2022). Baca Juga: Selain Pandemi Covid-19, Sri Mulyani Ungkap Perubahan Iklim Jadi Ancaman Dunia yang Sangat Serius

“Dunia kita saat ini berbeda dengan saat kita memulai Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim empat tahun lalu. Peristiwa cuaca ekstrem lebih sering terjadi dan naiknya permukaan laut akibat pemanasan global dapat berdampak pada 600 juta orang yang tinggal di wilayah pesisir. Pada saat yang sama, kita menghadapi biaya energi yang lebih tinggi, kondisi pembiayaan yang lebih ketat, dan ruang fiskal yang terbatas untuk mengelola pemulihan ekonomi pascapandemi. Untuk menghindari skenario iklim terburuk diperlukan koordinasi global dalam menyediakan instrumen yang tepat termasuk untuk ketersediaan pendanaan transisi,” ujar Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim akan menghasilkan laporan tentang penguatan peran kementerian keuangan para negara anggota untuk mendorong aksi iklim dan investasi menjelang COP 27.

"Laporan tersebut memberikan gambaran mengenai bagaimana para kementerian keuangan berperan untuk menciptakan lingkungan pendukung serta membenahi fungsi kebijakan makro dan fiskal agar dapat mendorong aksi iklim dan investasi," tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Annika Saarikko, Menteri Keuangan Finlandia dan co-chairdari Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim juga menyampaikan, transisi hijau telah memperoleh dimensi baru selain perjuangan melawan perubahan iklim.

"Dengan melepaskan diri dari bahan bakar fosil, kita mengurangi ketergantungan kita pada negara-negara yang memproduksi energi berbasis fosil. Pada saat yang sama, kita mencegah guncangan yang disebabkan oleh pasar energi terhadap perekonomian kita, seperti yang kita alami sekarang. Dengan transisi hijau, kita dapat lebih siap untuk menghadapi jenis krisis ini dan melindungi stabilitas masyarakat kita,” jelasnya.

Pada pertemuan tersebut para Menteri memberikan perhatian khusus pada aspek ekonomi dan finansial transisi hijau, mendiskusikan gagasan atas pengambilan kebijakan yang efektif serta berbagi pengalaman dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dalam masa transisi. Baca Juga: Menteri ESDM Ajak Anggota CCOP Hadapi Perubahan Iklim Global dengan Memajukan Geosains

Mereka menekankan bahwa menteri keuangan memainkan peranan penting dalam mendukung transisi hijau, termasuk transisi ke energi bersih dengan mempertimbangkan keunikan dan kondisi-kondisi khusus di negaranya masing-masing.  

Anggota Koalisi juga menggarisbawahi akan pentingnya keberlanjutan kerjasama dengan 25 mitra institusional dan rekan negara lainnya. Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim pun telah menerima 7 anggota negara baru yakni Australia, Kamerun, Djibouti, Irak, Kazakhstan, Mozambik, dan Singapura yang telah tergabung dalam Koalisi sejak Pertemuan Tingkat Menteri ke-7 di bulan April 2022. Hingga kini keanggotaan Koalisi mencakup 78 negara anggota.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: