Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airlangga: Pemerintah Dorong Industri Sawit Berkelanjutan Hulu-Hilir

Airlangga: Pemerintah Dorong Industri Sawit Berkelanjutan Hulu-Hilir Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit di kebun milik salah satu perusahaan kelapa sawit di Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis (11/11/2021). Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Selatan naik dari Rp2.500 per kilogram menjadi Rp2.790 per kilogram karena tingginya permintaan pasar serta dipengaruhi adanya pabrik biodesel yang tengah didorong pemerintah untuk hilirisasi dan industrialisasi kelapa sawit. | Kredit Foto: Antara/Bayu Pratama S
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah terus mendorong industri sawit berkelanjutan dari hulu hingga hilir. Industri hulu sawit yakni perkebunan yang berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari inovasi teknologi dan keterampilan dari sumber daya manusia (SDM) yang dapat memanfaatkan teknologi tersebut.

Karena itu, peningkatan keterampilan dan pelatihan bagi petani kecil juga dibutuhkan untuk mewujudkan produksi yang berkelanjutan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan guna mendorong keberlanjutan industri sawit, pemerintah telah menerapkan kerangka peraturan dan mendorong kerja sama multipihak di sektor kelapa sawit, di antaranya melalui Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) 2019-2024.

“Selain itu ada orogram strategis nasional tentang Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan, Peremajaan, serta Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit,” Ucapnya di Jakarta, kemarin.

Airlangga mengatakan kinerja ekspor Indonesia pada September 2022 tercatat tumbuh positif sebesar 20,28% (yoy), dengan tiga komoditas unggulan ekspor yaitu besi baja, minyak sawit, dan batu bara.

Indonesia dapat menyumbangkan 52% minyak sawit terhadap pangsa pasar dunia serta mampu menghasilkan 40% dari total minyak nabati dunia. “Hal ini bagaikan oase yang membangkitkan semangat pemulihan ekonomi nasional di tengah kondisi perekonomian global yang masih fluktuatif,”kata Airlangga.

Baca Juga: Harga CPO Naik ke Posisi Tertinggi dalam Tiga Tahun Terakhir

Ia mengakui bahwa industri sawit Indonesia berperan penting untuk perekonomian Indonesia dengan kinerja perdagangan kelapa sawit yang terus meningkat, dan industri ini juga melibatkan banyak pelaku usaha dari berbagai kelompok ekonomi.

Dalam hal ini, perkebunan kelapa sawit nasional terus berkembang signifikan dengan luas 16,38 juta hektare dan menyerap tenaga kerja lebih dari 17 juta kepala keluarga, petani, dan karyawan yang bekerja di sektor on farm maupun off farm.

“Pengembangan industri hilir juga merupakan upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit agar tidak hanya terkonsentrasi pada bahan baku, tetapi perlu terus didorong ke industri hilir bahkan sampai produk akhir. Dengan upaya ini, nilai tambah tentunya akan berada di dalam negeri,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: