Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Dalam Negeri Harus Dukung Transisi Energi

Industri Dalam Negeri Harus Dukung Transisi Energi Petugas memeriksa Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang berada di area pintu Tol Bakauheuni Selatan, Lampung, Minggu (21/1). PT Len Industri (Persero) bersinergi dengan BUMN Konstruksi dan PT Hutama Karya (Persero) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 46 kWp system on grid di Lokasi Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni - Terbanggi Besar untuk memasok listrik untuk gerbang tol dan kantor operasional pengelola jalan tol serta penghematan dan pemanfaatan energi ramah lingkungan. | Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Transisi energi membutuhkan komitmen bersama termasuk dari industri dalam negeri. Sebab, tanpa dukungan sektor industri, sejumlah target pemerintah tak akan bisa tercapai.

“Transisi energi akan terbantu apabila industri dalam negeri juga tumbuh sehingga harga energi baru terbarukan (EBT) semakin kompetitif,” Kata Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM Ida Nuryatin Finahari di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak dapat berjalan sendirian, namun perlu dukungan dari berbagai kementerian atau lembaga lain termasuk dari sektor swasta.

Private sector agar dapat berkontribusi dalam hal pengembangan teknologi industri dalam negeri sehingga diharapkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) atau local content pada pengembangan EBT juga naik,” tuturnya.

Ida menjelaskan dari sisi kebijakan, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Tujuannya antara lain untuk meningkatkan investasi EBT, mempercepat pencapaian EBT dalam bauran energi nasional, mengurangi Gas Rumah Kaca, dan mengurangi defisit neraca berjalan di sektor energi.

Dari roadmap transisi energi menuju net zero emission (NZE) atau bebas emisi yang telah disusun Kementerian ESDM terbagi menjadi beberapa tahap mulai dari 2025– 2060.

Ida menyampaikan pada 2025 target penurunan emisi 231,2 juta ton CO2e melalui pengembangan EBT berdasarkan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN, pemanfaatan PLTS Atap, percepatan waste to energy, pengembangan PLTBm skala kecil, dan cofiring biomassa pada PLTU

Dukungan untuk berkontribusi dalam proses transisi energi juga disampaikan oleh Shinta Kamdani dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).

“Kadin membantu perusahaan bisa mencapai NZE pada 2060. Dunia usaha bukan hanya korporasi besar saja tapi juga perusahaan kecil dan menengah. KADIN sudah membentuk gugus tugas khusus untuk komitmen dari segi sustainability dan ini menyangkut beberapa hal termasuk financing,” kata Shinta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: