Anak-Anak Rawan Alami Perundungan Sosial, Begini Cara Pencegahannya
Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK) dengan peningkatan jumlah pengguna internet yang kini mencapai 204,7 juta pengguna menurut We Are Social pada awal 2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Dengan konten negatif bertebaran di internet, khususnya melalui media sosial, menurut riset Digital Civility Indeks pada Mei 2020 Microsoft, Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara paling tidak sopan se-Asia Pasifik. Sebanyak 27 persen responden mengaku pernah mengalami hate-speech, 43 persen lainnya menerima berita hoaks dan penipuan.
Baca Juga: Keterkaitan Keamanan Siber terhadap Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia
"Sebanyak 13 persen lainnya merasakan tindakan diskriminasi seperti salah satunya cyberbullying atau perundungan sosial di dunia digital," ujar Sekretaris RTIK Kabupaten Blitar, Nuriyan Dwi Saputri, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Rabu (19/10/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Ia mengatakan, cyberbullying atau perundungan sosial di dunia digital sangat rawan untuk anak-anak sebab bisa menyebabkan anak enggan pergi ke sekolah dan berpengaruh pada sisi psikologisnya. Cyberbullying meliputi banyak bentuk, seperti doxing, membagikan data personal seseorang ke dunia maya.
Ada pula jenis cyberstalking, yaitu kegiatan mengintip dan memata-matai seseorang di dunia maya, termasuk membalas dendam dengan penyebaran foto atau video vulgar yang bisa juga untuk memeras korban. Dengan fakta tersebut, akhirnya setiap orang perlu memahami dampak dari cyberbullying bagi korban karena pada dasarnya sebagian pengguna juga tidak sadar saat berperilaku di media sosial.
"Di kehidupan nyata maupun maya kata-kata yang ditulis melalui kolom komentar juga ikut memengaruhi korban," katanya lagi.
Secara mental korban bisa merasa kesal, malu, bodoh, bahkan marah dan secara emosional korban bisa merasa malu dan kehilangan minat pada hal yang disukai. Bahkan, dampaknya hingga ke fisik korban, misalnya lelah karena kurang tidur atau mengalami gejala sakit perut dan sakit kepala. Cyberbullying juga memiliki dampak psikologis, yakni mudah depresi, marah, cemas, merasa gelisah, menyakiti diri sendiri, hingga percobaan bunuh diri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum