Dianggap 'Korban' Anies, Simpati ke Prabowo Subianto Makin Tinggi: Elektabilitasnya Tertinggi
Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, meraih elektabilitas tertinggi dalam survei capres lemabaga Survey & Polling Indonesia (SPIN) yang dirilis pada hari Senin (24/10). Sementara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada di bawahnya.
Prabowo memimpin dengan angka 31,7 persen. Disusul Ganjar dan Anies, masing-masing dengan angka 19,3 persen dan 11,5 persen. Direktur Eksekutif SPIN Igor Dirgantara menjelaskan, ada tiga pola menarik dari ketiga capres teratas itu, dalam periode survei Oktober 2022.
Baca Juga: Kejutan di Pilpres 2024: Anies-Ganjar Lawan Prabowo-Puan, Pemenangnya Sudah Dapat Dipastikan?
Prabowo menunjukkan pola tren elektabilitas yang konsisten meningkat, hingga tembus 31,7 persen. Dari 21,9 persen pada Agustus 2021, meningkat jadi 23,2 persen pada Desember 2021. Lalu, naik lagi menjadi 24,5 persen pada Februari 2022. Kemudian menanjak jadi 26,5 persen pada April 2022. Berlanjut 29,3 persen pada Juli 2022, hingga 31,7 persen pada Oktober 2022.
"Tingginya elektabilitas Prabowo ini sangat mungkin disebabkan oleh sikap politiknya yang lebih mementingkan persatuan bangsa dan negara dengan menerima tawaran memerintah bersama sebagai Menteri Pertahanan," papar Igor dalam keterangannya, Senin (24/10).
Prabowo juga diduga menuai simpati publik karena dia tampak tidak mendendam terhadap tokoh politik nasional, yang dulunya adalah orang-orang yang dia besarkan. Prabowo disebut bisa jadi korban politik (political victim) karena banyak dari tokoh-tokoh tersebut yang tidak konsisten mendukung. Mereka justru menjadi kompetitor.
"Tampaknya, pencapresan Anies oleh NasDem yang baru saja terjadi makin menguatkan simpati publik terhadap Prabowo sebagai political victim," beber Igor.
Pola yang sedikit berbeda tampak dari elektabilitas Ganjar. Meskipun cenderung stagnan, elektabilitas mantan anggota DPR itu merayap. Hingga mendekati keterpilihan 20 persen. Awalnya, Ganjar yang elektabilitasnya mencapai 15,6 persen pada Agustus 2021 hanya mampu mencetak angka 13,1 persen pada Desember 2021 dan 12,8 persen pada Februari 2022.
Namun, setelah itu, angkanya bergerak naik menjadi 17,2 persen pada April 2022. Berlanjut menjadi 17,9 persen pada Juli 2022, dan membukukan angka 19,3 persen pada Oktober 2022.
"Bukan tak mungkin, elektabilitas Ganjar meningkat, bila dia berhasil mendapatkan kepastian tiket Capres dari PDIP," ucap Igor.
Baca Juga: PDIP Pilih Hukum Ganjar Pranowo, Disebut Reaksi Panik demi Lindungi Puan Maharani
Tak seperti Prabowo dan Ganjar yang menunjukkan tren meningkat, Anies justru sebaliknya. Elektabilitas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini justru menurun setelah dicapreskan oleh NasDem. Belum ada tanda-tanda pemilihnya memberikan dukungan.
Elektabilitas Anies yang cukup tinggi pada Desember 2021, dengan angka 16,1 persen, terkikis menjadi 11,5 persen pada Oktober 2022. "Hal ini terjadi karena mereka masih belum menerima NasDem sebagai parpol pengusungnya. Dengan berbagai alasan peristiwa politik yang terjadi pada 2014, 2019, dan 2017," papar Igor.
Survei SPIN yang dijalankan pada 7-16 Oktober 2022 ini melibatkan 1.230 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan metode direct interview, dengan bantuan kuesioner.
Survei yang menggunakan multistage random sampling ini memiliki margin of error +/- 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum