Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Arab Saudi Bilang Amerika Biang Kerok yang Manipulasi Harga Minyak, Genderang 'Perang' Ditabuh?

Arab Saudi Bilang Amerika Biang Kerok yang Manipulasi Harga Minyak, Genderang 'Perang' Ditabuh? Kredit Foto: Reuters/Mohamed Azakir
Warta Ekonomi, Riyadh -

Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, telah mengkritik negara-negara karena memanfaatkan cadangan minyak darurat mereka untuk memanipulasi harga, dan memperingatkan konsekuensi jika cadangannya mengering.

“Adalah tugas saya yang mendalam untuk menjelaskan kepada dunia bahwa kehilangan stok darurat mungkin menyakitkan di bulan-bulan mendatang,” kata menteri Saudi pada konferensi Investasi Inisiatif Masa Depan di Riyadh pada Selasa (25/10/2022).

Baca Juga: Cadangan Minyak Amerika bakal Dilepas Biden, Totalnya Belasan Juta Barel!

Dia mencatat bahwa Cadangan Minyak Strategis (SPR) Amerika Serikat tidak dimaksudkan untuk mengurangi tekanan harga, tetapi dimaksudkan untuk mengatasi kendala pasokan darurat.

Komentar itu muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan penjualan 14 juta barel lagi dari SPR, menyusul pelepasan 180 juta barel minyak sejak April.

Pekan lalu, pihak berwenang AS mengatakan mereka akan melepaskan minyak mentah tambahan dari SPR untuk menjaga harga bensin Amerika dan kemudian mengisi kembali cadangan.

Penggunaan stok darurat yang bersejarah telah mengkhawatirkan investor di seluruh dunia, karena volume minyak yang berlebihan dapat membanjiri pasar dan menempatkannya di bawah tekanan.

Menurut seorang analis minyak di Energy Aspects, Amrita Sen, SPR sekarang "benar-benar digunakan untuk menjaga harga lebih rendah meskipun bukan itu yang dimaksudkan untuk digunakan."

Pemerintahan Biden dilaporkan telah mengindikasikan bahwa penyadapan lebih lanjut dari cadangan strategis dapat dikaitkan dengan keputusan OPEC+ baru-baru ini untuk memangkas produksi minyak.

OPEC+ mengumumkan bahwa negara-negara yang tergabung dalam kelompok tersebut akan memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari mulai November.

Pemotongan akan didistribusikan berdasarkan kuota di bawah kesepakatan OPEC+ pada Agustus 2022.

Pembatasan produksi ditujukan untuk menstabilkan pasar minyak global menjelang penurunan permintaan musiman, dan di tengah kekhawatiran resesi global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: