Habib Zein Assegaf alias Habib Kribo mengakui bahwa Jakarta di era Anies Baswedan menjadi kota yang tenang dan tidak ada gesekan yang dilatarbelakangi oleh isu intoleransi.
Tapi ketenangan itu bagi Kribo adalah bagian dari kompromi antara Anies dengan kelompok-kelompok radikal seperti Front Pembela Islam dan HTI.
"Anies mengatakan di era kepemimpinannya tidak ada itu intoleransi, betul di era Anies ini ada ketenangan. Tapi kelompok intoleran ini justru dideketin seperti FPI dan HTI, mana pernah dia menentang? Tidak pernah!," kata Habib Kribo.
Menurut Kribo, justru sikap oportunis Anies itu berbahaya, di satu sisi mengklaim bahwa dirinya menjujung tinggi sikap toleransi, tapi di sisi lain sangat mesra dengan kelompok radikal seperti HTI dan FPI.
"Di saat Anies menjadi pemimpin ini kelompok-kelompok (FPI dan HTI) ini berkembang biak malah mungkin dibantu oleh keuangannya. Ini kan berbahaya ini bukan seorang pemimpin yang benar," terangnya.
Kribo khawatir, jika nantinya Anies lengser, kelompok radikal itu akan keluar sifat aslinya yang akrab dengan aksi-aksi kekerasan dan main hakim sendiri, serta juga akan mengancam keutuhan NKRI.
"Besok setelah dia tidak memimpin, kelompok-kelompok seperti FPI dan HTI ini akan keluar aslinya. Nanti setelah Anies tidak menjabat baru yang dirasakan pemimpin setelahnya. NKRI ini akan pecah karena apa kelompok-kelompok radikal ini," terangnya.
Kribo juga menilai ada persamaan antara Anies dan SBY yang kedua pemimpin itu dinilai kompromistis dengan kelompok-kelompok radikal.
"Bagi saya nggak beda dengan era SBY, dia akan membiarkan kelompok-kelompok radikal itu. SBY hanya memikirkan kelompoknya dan dirinya sendiri hingga ada HTI bisa berkembang biak sampai mereka mengadakan deklarasi HTI di Senayan dan diizinkan oleh SBY. Siapa yang kena masalahnya? Ya Jokowi!," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: