Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dokter Tifa Sebut Alasannya Tertarik dengan Dunia Politik: Negara Ini Lahir dari Perjuangan Para Dokter!

Dokter Tifa Sebut Alasannya Tertarik dengan Dunia Politik: Negara Ini Lahir dari Perjuangan Para Dokter! Dokter Tifa | Kredit Foto: Instagram/Dokter Tifa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meski memiliki latar belakang pendidikan seorang dokter, Tifauzia Tyassuma atau lebih dikenal dengan nama dokter Tifa mengatakan dirinya memang tertarik dengan dunia politik. 

"Saya ingin sebenarnya ingin memberikan semacam pendidikan kepada kita semua umat atau rakyat Indonesia ya. Bahwa kita ini Zoon Politicon loh, kita adalah stakeholder paling utama dari sebuah negara,” jelas dia melalui youtube channel Refly Harun, Kamis (27/10/22).

“Keberlangsungan dari sebuah negara, mau sampai kapan itu sebetulnya terletak pada rakyatnya,” tambah dia.

Baca Juga: Manuver Hentikan Hakim Konstitusi, DPR Mulai Berani Sunat Independensi Lembaga Negara

Terkait dengan mengapa dirinya yang punya gelar medis malah justru kencang bahas politik, dokter Tifa menjawab dengan mengungkit sejarah pra kemerdekaan di mana menurutnya Indonesia bisa merdeka karena ada campur tangan dokter.

Ia juga mengingatkan bahwa peristiwa Kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu tidak akan pernah terjadi kalau tidak ada peristiwa 1908 Budi Utomo yang dilanjutkan dengan Sumpah Pemuda 1928. 

Baca Juga: Jokowi Dinilai Mulai Gerah Sama NasDem dan Anies Baswedan, Ngabalin: Ini Pesan Seorang Negarawan...

“Kemudian lahirlah Negara Republik Indonesia tahun 1945 artinya tidak ada kemerdekaan tahun 1945 tanpa ada 1908 Budi Utomo, yang didirikan oleh para mahasiswa kedokteran dan para dokter stovia ya,” jelas dia. 

“Indonesia itu tidak akan bisa merdeka di tahun 1945 tanpa para dokter bergerak di tahun 1908 yang namanya perkumpulan Budi Utomo, itu lahir di mana? Di STOVIA sekolah kedokteran, itu adalah cikal bakal dari kemerdekaan 17 Agustus 1945. Lalu kemudian ditasbihkan lagi di 1928 Sumpah Pemuda 28 Oktober,” tambahnya.

Ia juga mengatakan, dengan banyaknya orang yang menganggap dunia politik hanya bagi politikus atau orang-orang yang bekerja di pemerintahan. Artinya ada yang salah dengan sistem demokrasi di negara ini. 

“Artinya PR kita sebagai Untuk menjaga kelangsungan negara ini itu masih panjang sekali. Jadi kalau kita carut-marut pontang-panting seperti sekarang ya wajar-wajar aja lah ya, kan seperti anak kecil itu kalau mau pipis juga masih harus dibantu di toilet kan,” jelas dia.

Baca Juga: Musim Hujan di Negara Produsen, Harga CPO Diperkirakan Bakal Menguat Lebih Lanjut

Menurut dia ini terjadi karena negara Indonesia belum dewasa. Ia mengatakan juga agar negara ini dewasa, rakyatnya harus secara politik tidak hanya melek tapi juga mengerti. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: