Orang Korea Selatan Masih Berkabung, Washington Ajak Seoul Libatkan 200 Jet Tempur buat Latihan Udara
Korea Selatan dan Amerika Serikat meluncurkan latihan udara bersama besar pertama mereka dalam hampir lima tahun pada Senin (31/10/2022).
Latihan tersebut, yang melibatkan lebih dari 240 pesawat tempur, dilakukan pada saat ketegangan meningkat dengan Korea Utara, di tengah kekhawatiran bahwa Pyongyang dapat menguji senjata nuklir lainnya.
Baca Juga: Lebih dari 100 Ribu Orang Ikut Halloween Itaewon, Mendagri Korea Selatan: Polisi Gak Menyangka
Latihan 'The Vigilant Storm' diperkirakan akan berlangsung sepanjang Jumat dan akan mengerahkan sekitar 140 pesawat Korea Selatan, termasuk pesawat tempur siluman F-35A yang canggih serta jet F-15K dan KF-16.
Sementara itu, AS telah mengirimkan sekitar 100 pesawat, termasuk pesawat tempur F-35B dan sejumlah pesawat perang elektronik dan tanker, serta pesawat pengintai ketinggian tinggi U-2. Manuver tersebut juga akan dihadiri oleh Australia yang telah mengerahkan kapal tanker angkut KC-30A.
Korea Selatan dan AS akan melakukan sekitar 1.600 serangan mendadak, yang akan menjadi "jumlah terbesar yang pernah ada untuk acara tahunan ini," menurut Angkatan Udara AS.
Sementara itu, Angkatan Udara Korea Selatan mencatat bahwa kedua belah pihak “akan memperkuat kemampuan operasional dan taktis” untuk “mencegah dan menanggapi provokasi Korea Utara”.
Latihan bersama semacam itu pertama kali diadakan pada tahun 2015, dan kemudian disebut 'Vigilant Ace.' Namun, latihan tersebut ditangguhkan pada tahun 2018 karena pemerintahan mantan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Utara.
Latihan udara AS-Korea Selatan dilakukan di tengah kekhawatiran di Washington bahwa Pyongyang mungkin akan melakukan uji coba nuklir lagi, setelah pasukan nuklir Pyongyang baru-baru ini mengklaim bahwa mereka telah berhasil menyelesaikan simulasi pemuatan hulu ledak taktis di silo tersembunyi.
Dalam beberapa pekan terakhir, Korea Utara juga melakukan serangkaian uji coba senjata yang melibatkan peluncuran rudal balistik.
Dengan latar belakang ini, AS, Korea Selatan, dan Jepang telah memperingatkan Korea Utara bahwa mereka akan menghadapi respons “tak tertandingi” jika menguji coba nuklir lain. Terakhir kali bom atom meledak pada September 2017.
Pyongyang mengutuk latihan bersama itu, menggambarkannya sebagai latihan untuk invasi dan bukti bahwa Washington dan Seoul menjalankan kebijakan bermusuhan.
Pyongyang menyatakan bahwa setiap latihan militer di sekitar Semenanjung Korea yang melibatkan AS merupakan ancaman bagi keamanannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: