Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei Tunjukkan Kebijakan Kripto Jadi Salah Satu Pertimbangan Pemilih Pemilu di Amerika Serikat

Survei Tunjukkan Kebijakan Kripto Jadi Salah Satu Pertimbangan Pemilih Pemilu di Amerika Serikat Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebuah survei yang diprakarsai oleh Grayscale menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menjadi bahan pertimbangan para partisipan dalam pemilu atau pemilih yang telah memenuhi syarat di Amerika Serikat adalah terkait dengan kebijakan kripto.

Dilansir dari Cointelegraph pada Rabu (2/11/2022), survei tersebut mencatat sekitar sepertiga dari jumlah pemilih akan "mempertimbangkan posisi kebijakan kripto" ketika memilih kandidat dalam pemilihan paruh waktu 2022.

Dalam survei yang dilakukan oleh The Harris Poll pada tanggal antara 6 sampai 11 Oktober lalu, hasilnya menunjukkan bahwa 57% dari 2.029 pemilih mengatakan mereka akan lebih cenderung memilih kandidat politik yang tertarik untuk memilih kandidat politik yang stay up to date dengan perkembangan kripto, sementara 39% lainnya mengatakan mereka akan mempertimbangkan posisi pada kebijakan kripto saat memberikan suaranya nanti.

Baca Juga: Raksasa Grosir Afrika Selatan Pick n Pay Akan Mulai Terima Pembayaran Bitcoin

Dalam hal ini, regulasi kripto menjadi sebuah masalah bipartisan di mana 87% responden dari partai Demokrat dan 76% dari Republik menyampaikan bahwa mereka menginginkan kejelasan dari Pemerintah Amerika Serikat.

Grayscale turut menyampaikan bahwa terlepas dari perpecahan politik, hasil survei menemukan adanya keakraban luas di seluruh garis partai baik dari Demokrat maupun Republik dengan kripto, di mana mereka sependapat bahwa kripto mewakili masa depan keuangan.

Jeff Howard selaku kepala pengembangan bisnis Amerika Utara di platform digital OSL menyampaikan kepada Cointelegrah bahwa pertimbangan pada aset digital telah menjadi bagian dari upaya inklusi keuangan namun sebagian besar ruangnya tidak cukup besar untuk menarik pemilih dengan isu tunggal di Amerika Serikat.

Ujarnya, "saya tidak berpikir kripto telah meresap ke dalam jiwa pemilih Amerika Serikat sebanyak itu. Dalam setiap topik atau setiap masalah, Anda memiliki kelompok hardcore yang mendukung atau kelompok yang menentang, tetapi saya tidak berpikir kripto itu sendiri sebagai suara satu masalah telah menjadi cukup besar untuk dipersoalkan."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: