PT PLN (Persero) berencana menghentikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara hingga 6,7 gigawat (GW) secara bertahap hingga 2040.
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan proses memensiunkan PLTU tersebut dilakukan dalam dua proses, yakni 3,2 GW PLTU akan setop beroperasi secara natural, dan 3,5 GW lewat skema pensiun dini.
"Pensiunan PLTU batu bara sekitar 3 GW berhenti secara alami dan 3,7 GW dalam skema energy transition mechanism (ETM)," ujar Darmawan saat ditemui di Jakarta Convention Centre, Rabu (2/11/2022).
Baca Juga: Bangun Pengisian Daya Motor Listrik, ION Mobility Kerja Sama dengan PLN
Sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu PLN baru saja melepas PLTU Pelabuhan Ratu ke PT Bukit Asam (PTBA). Meski demikian, upaya alih aset yang nilainya ditaksir mencapai US$800 juta atau sekitar Rp12,3 triliun tersebut masih sebatas perjanjian tahap awal berupa uji kelayakan atau due diligence.
Kesepakatan tersebut membuat masa operasi PLTU Pelabuhan Ratu yang berkapasitas berkapasitas 3 x 350 mega watt (MW) akan dipangkas dari sebelumnya 24 tahun menjadi 15 tahun.
Melihat tindakan perusahaan yang mengalihkan ke perusahaan lain untuk memensiunkan PLTU miliknya, saat ditanya mengenai adanya kemungkinan serupa yang akan dilakukan oleh PLN, Darmawan enggan untuk menanggapinya.
Darmawan hanya menjawab mengenai objek dari PLTU yang akan menjadi sasaran untuk dilakukan pensiun dini dan tidak mau merincinya.
"Kita jangan detail gitu," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti