Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elon Musk Bakal Segera Gencarkan Aksi PHK Massal Karyawan Twitter

Elon Musk Bakal Segera Gencarkan Aksi PHK Massal Karyawan Twitter Kredit Foto: Instagram/Elon Musk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemilik Twitter yang baru, Elon Musk akan menggencarkan PHK massal pada karyawan Twitter. Hal tersebut dilihat dalam email kepada karyawan Kamis yang memberi tahu bahwa PHK akan dimulai pada Jumat pagi, menurut beberapa laporan berita termasuk The New York Times.

Email tersebut mengatakan kepada karyawan untuk tidak datang ke kantor pada hari Jumat saat PHK dimulai. Pemotongan akan mempengaruhi sekitar setengah dari tenaga kerja Twitter, menurut The Times, mengutip seorang investor dan pesan internal.

“Dalam upaya menempatkan Twitter di jalur yang sehat, kami akan melalui proses sulit untuk mengurangi tenaga kerja global kami pada hari Jumat. Kami menyadari bahwa ini akan berdampak pada sejumlah individu yang telah memberikan kontribusi berharga ke Twitter, tetapi tindakan ini sayangnya diperlukan untuk memastikan kesuksesan perusahaan di masa depan,” kata email tersebut, mengutip Yahoo Finance di Jakarta, Jumat (4/11/22).

Baca Juga: Kata Pendiri Ethereum soal Twitter di Tangan Elon Musk: Bisa Jadi 'Sangat Hebat' atau 'Sangat Buruk'

Langkah ini dilakukan ketika Musk berupaya meningkatkan margin Twitter yang secara konsisten tidak mengesankan setelah akuisisi perusahaan senilai USD44 miliar.

Musk mengatakan dia membayar lebih untuk Twitter, sehingga membuat perubahan signifikan pada bisnis tersebut. Tak lama setelah mengambil alih, Musk memecat CEO Twitter Parag Agrawal, CFO Ned Segal, penasihat umum Sean Edgett, dan kepala kebijakan hukum Vijaya Gadde.

Para eksekutif dilaporkan dipecat karena suatu alasan, meskipun Musk belum secara terbuka menuduh para eksekutif melakukan kesalahan. Menurut Business Insider, CEO Tesla itu berharap untuk menghindari pembayaran parasut emas yang mengikat secara kontraktual akan merugikan perusahaan puluhan juta dolar.

Miliarder yang lincah ini tidak punya banyak pilihan selain mengubah nasib Twitter jika dia ingin melunasi utangnya yang berjumlah USD13 miliar (Rp204 triliun), yang diperkirakan menelan biaya sekitar USD1 miliar (Rp15,7 triliun) per tahun.

Pada kuartal terakhir sebagai perusahaan publik, Twitter melaporkan penurunan pendapatan sebesar 1% year-on-year menjadi USD1,18 miliar (Rp18,5 triliun). Perusahaan media sosial juga melaporkan kerugian bersih sebesar USD270 juta (Rp4,2 triliun) yang mewakili penurunan margin bersih 23%. Sementara itu, biaya dan pengeluaran mencapai USD1,52 miliar (Rp23,8 triliun), melonjak 31% dari tahun ke tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: