- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Kementerian ESDM Nilai Power Wheeling Dapat Menguntungkan PLN, Ini Alasannya
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menilai masuknya usulan Penggunaan Bersama Jaringan Transmisi (Power Wheeling) di daftar isian masalah (DIM) dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) energi baru energi terbarukan (EBT) dapat menguntungkan PLN.
"Malah bisnis PLN orang dia menguasai, itu kalau menurut kami, tapi karena ada juga perspektif lain kan yang juga bisa jadi misalnya meningkatkan biaya pemeliharaan itu jelas, tapi kan ada fee-nya di situ. Tinggal dihitung (perawatanya)," ujar Rida saat ditemui di kawasan Kementerian ESDM, Jumat (4/11/2022).
Rida mengatakan, saat ini DIM dari RUU EBT telah selesai disusun. Sebagaimana diketahui dalam DIM tersebut Kementerian ESDM mendorong adanya Power Wheeling untuk dibahas bersama dengan DPR.
Baca Juga: Cuaca Tidak Bersahabat, Kementerian ESDM Pastikan Pasokan Batu Bara PLN Aman
Namun, sampai dengan saat ini ada beberapa pihak yang masih belum sepakat dengan implementasi Power Wheeling dalam DIM RUU EBT. Meski begitu Rida tetap optimistis hal tersebut dapat diselesaikan secara bersama-sama.
"Itu ada beberapa yang belum sepakat, dan ini masih berproses kalau saya optimis hal itu bisa ditangani bersama," ujarnya.
Rida menjelaskan bahwa penyertaan Power Wheeling dilakukan atas dasar tuntutan pengguna listrik agar energi yang digunakan itu bersih atau energi hijau. Permintaan tersebut juga berlandaskan agar produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut dapat diklaim hijau atau ramah lingkungan.
"Karena agar dia bisa bersaing di pasar global, kalau enggak misalnya footprint karbonnya tinggi kan dia kena tax, berarti harganya lebih mahal dan enggak bisa kompetisi, kalah, tutup pabriknya, banyak yang nganggur," ucapnya.
Lanjutnya, tuntutan tersebut bukanlah berasal dari pemerintah, ia menyebut bahwa pemerintah hanya memfasilitasi kedua belah pihak dalam bentuk aturan yang ada.
Rida mencontohkan, seperti di Cikarang yang merupakan kawasan industri yang juga bukanlah wilayah usaha PLN. Karena di Cikarang tidak memiliki sumber energi yang berasal dari EBT maka mereka menggunakan gas dan untuk dapat mengubah energi hijau industri dihadapkan dengan dua pilihan.
"Pindahkan pabriknya satu, tapi kan agak sulit atau beli listrik dari orang lain yang bisa menyediakan ya, kebetulan PLN punya (misalkan) kan bisa beli dari PLN, menggunakan jaringan listrik punya siapa? Punya Cikarang kan, PLN enggak perlu lagi membangun transmisi listrik ke pabrik, kan cukup menggunakan yang ada, itu power wheeling," ungkapnya.
"PLN kan jualannya jadi banyak meskipun itu customer orang lain di Cikarang, itu yang kebalikannya juga bisa terjadi, itu sangat mendorong pengembangan EBT sudah jelas dan memenuhi kebutuhan customer agar barangnya lebih kompetitif di pasar global," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti