Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kejar Target Energi Hijau, Pemerintah Gandeng Swasta untuk Bangun Pembangkit EBT

Kejar Target Energi Hijau, Pemerintah Gandeng Swasta untuk Bangun Pembangkit EBT Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah terus mengejar target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025, seperti diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2024 tentang Kebijakan Energi Nasional. Hingga 2023, realisasi bauran EBT baru mencapai 13,09%, sedangkan kapasitas pembangkit listrik EBT semester I 2024 hanya memenuhi 66,6% dari target tahunan.

Untuk mempercepat pencapaian target, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan rencana menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2035 bersama PT PLN (Persero). Skema ini akan menggandeng Independent Power Producer (IPP) sebagai mitra strategis untuk mendukung pembangunan infrastruktur pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. “Kolaborasi ini akan memastikan suplai energi andal dan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelas Bahlil.

Baca Juga: Indonesia Mesti Percepat Bauran EBT: Peningkatan Hanya 0,84% di 2024

Keterlibatan IPP menjadi krusial karena dapat menarik investasi swasta dari green bond dan green financing, yang diperlukan untuk mendanai proyek EBT senilai US$ 14,2 miliar hingga 2025. Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, menegaskan pentingnya peran swasta untuk mengurangi beban fiskal pemerintah. “Dengan keterlibatan IPP, pemerintah bisa mengalokasikan APBN untuk sektor lain, sementara pembangkit listrik tetap dibangun,” ujarnya.

Baca Juga: Tingkatkan EBT 75 GW 15 Tahun Mendatang, PLN Jalin Kolaborasi Pendanaan Hijau di COP 29

Selain memastikan pasokan listrik stabil, proyek EBT akan menciptakan lapangan kerja, menurunkan tarif listrik jangka panjang, dan merangsang pertumbuhan sektor manufaktur energi hijau. “EBT akan menciptakan rantai pasok industri, dari produksi sel surya hingga turbin angin, yang memberikan dampak langsung pada ekonomi,” tambah Chatib.

Dengan dukungan teknologi mutakhir dari IPP, biaya produksi listrik dapat ditekan, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong adopsi energi bersih. Upaya ini diharapkan tidak hanya mencapai target EBT 23% pada 2025 tetapi juga target yang lebih ambisius, yaitu 60% pada 2050 dan 70% pada 2060.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: