Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ruhut Makin Puas Sindir Bapak Politik Identitas: Jualannya SARA dan Fitnah, Fansnya Jauh dari Pancasila

Ruhut Makin Puas Sindir Bapak Politik Identitas: Jualannya SARA dan Fitnah, Fansnya Jauh dari Pancasila Kredit Foto: Instagram/Ruhut Sitompul
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cap Bapak Politik Identitas yang melekat pada Anies Baswedan tidak akan bisa lepas, kata kader PDI Perjuangan Ruhut Sitompul.

Ruhut bahkan menyebutkan Anies menang di Pilkada DKI Jakarta 2017 karena isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Baca Juga: Anies Baswedan Hanya Bakal Calon, Ruhut Sitompul Sebut PKS Bermain Dua Kaki

"Enggak bisa (lepas dari cap Bapak Politik Identitas). Dia menang karena SARA, ujaran kebencian, fitnah, bahkan teror. Kurang apa itu," Ruhut kepada JPNN.com, Sabtu (12/11/2022).

Menurut Ruhut, pendukung Anies bahkan jauh dari nilai-nilai Pancasila.

"Ada pendukungnya (Anies) bilang, kalau kami punya calon kalah, Jakarta terbakar," kata dia.

Selain itu, mantan kader Demokrat itu juga menyebutkan saat ini yang mendeklarasikan diri sebagai pendukung Anies Baswedan terdiri dari kelompok yang jualan agama. 

"Lihat yang deklarasi dukung Anies, mantan teroris, mantan Hizbut Tahrir, FPI, PA 212, yang kerjanya dan modalnya jualan agama," lanjutnya.

Eks anggota DPR itu juga menyebutkan Indonesia ialah negara dengan ideologi Pancasila dan tidak mengenal dominasi mayoritas serta tirani minoritas.

Seperti diketahui, Anies Baswedan saat ini menjadi bakal calon presiden yang diusung oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Sedianya, NasDem akan mendeklarasikan Koalisi Perubahan yang akan diisi dengan Demokrat dan PKS pada 10 November. Namun, hal itu urung dilakukan.

Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya memastikan Koalisi Perubahan batal dideklarasikan. Willy menyebut deklarasi itu kemungkinan dilakukan akhir tahun.

"Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama," kata Willy di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Willy mengatakan rencana deklarasi itu batal lantaran PKS masih harus menggelar rapat majelis syura pada Desember nanti.

Selain itu, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga baru pulang ke tanah air pada 10 November.

"Karena memang, satu, PKS akan rapat majelis syura itu akhir Desember artinya. Kedua, Mas AHY dan kawan-kawan baru pulang sekitar tanggal 10 November itu," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: