Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Sebut Nasdem Bagai ‘Duri dalam Daging’ Pemerintahan Presiden Jokowi

Pengamat Sebut Nasdem Bagai ‘Duri dalam Daging’ Pemerintahan Presiden Jokowi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (tengah) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri), Ketua Majelis Tinggi Partai NasDem Jan Darmadi (ketiga kiri), Ketua Dewan Pembina Partai NasDem Siswono Yudo Husodo (kanan) dan Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate (kedua kanan) menghadiri pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Kongres II Partai NasDem yang digelar 8-11 November itu mengusung tema Restorasi Untuk Indonesia Maju. ANTARA FOTO//n | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai Partai NasDem lebih baik mengubah perannya menjadi partai oposisi bersama Demokrat dan PKS.

Dengan begitu, NasDem akan lebih leluasa melakukan pengawasan terhadap jalannya pembangunan.

Begitupun, lanjut Jamiluddin, dengan Jokowi yang akan membuat koalisi semakin kompak. Kecurigaan kehadiran NasDem menjadi dapat diminimalkan.

Baca Juga: Guntur Romli Sebut Alasan Koalisi Nasdem-PKS-Demokrat Seolah Layu Sebelum Berkembang

"Duri dalam daging dalam kabinet pun dapat ditiadakan. Kabinet dapat bekerja tanpa ada kecurigaan satu dengan lainnya," kata dia.

Namun dia meyakinkan sampai saat ini tampaknya Jokowi belum berani melakukannya. Penyebabnya, NasDem tentu sudah banyak tahu rahasia kabinet selama ini. 

"Kalau NasDem dilepas begitu saja, dikhawatirkan NasDem akan bernyanyi. Karena itu, Jokowi tidak akan gegabah mendepak NasDem dari koalisinya," pungkasnya.

Baca Juga: Pengamat Sebut NasDem-PKS-Demokrat Sulit Menemukan Sosok Pemersatu untuk Isi Posisi Cawapres Anies Baswedan

Jamaludin juga mengatakan ubungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh masih jadi sorotan lantaran Jokowi tak hadir dalam ulang tahun partai besutan Surya Paloh itu.

"Penyebabnya karena NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres," ungkap Jamiluddin.

"Hal itu tampaknya membuat Jokowi sudah mengabaikan NasDem sebagai salah satu partai koalisi pendukung pemerintah," sambungnya.

Menurutnya, hubungan yang sudah renggang itu seharusnya ditindaklanjuti dengan melepas NasDem dari partai koalisi. Hal itu diperlukan agar ada kejelasan baik bagi NasDem maupun Jokowi sendiri.

Baca Juga: Kian Memanas, Hubungan Jokowi dan NasDem Dinilai Merumit: Mereka Bukan Sekadar Tak Harmonis Lagi...

"Bagi NasDem, bila dilepas dari koalisi akan membuatnya lebih leluasa dalam mengusung Anies. NasDem tidak punya beban lagi membawa Anies berkampanye ke seluruh Indonesia. Tentunya akan semakin punya nilai jual bagi NasDem," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: