Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Sebut NasDem-PKS-Demokrat Sulit Menemukan Sosok Pemersatu untuk Isi Posisi Cawapres Anies Baswedan

Pengamat Sebut NasDem-PKS-Demokrat Sulit Menemukan Sosok Pemersatu untuk Isi Posisi Cawapres Anies Baswedan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Batalnya deklarasi koalisi dan pengumuman siapa yang bakal mendampingi Anies di posisi bakal Calon wakil presiden (cawapres), semakin memperkuat asumsi sulitnya ketiga parpol, yakni Nasdem, Demokrat dan PKS, menemukan nama pemersatu yang akan mendampingi Anies. Kesulitan menemukan sosok cawapres Anies ini, justru dinilai akan mempersulit soliditas koalisi Nasdem-PKS-Demokrat mengkristal menjadi Koalisi Perubahan Indonesia (KPI).

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, titik temu Nasdem-PKS-Demokrat dalam menentukan cawapres Anies sangat mempengaruhi soliditas koalisi ini. Menurut Agung, memutuskan nama cawapres Anies akan menjadi pekerjaan terberat, apalagi bila harus sesuai dengan kriteria Anies.

"Yakni sosok yang bisa mendongkrak suara, mampu menyolidkan koalisi, dan mampu memimpin agar koalisi ini tak layu sebelum berkembang," kata Agung, Ahad (13/11/2022).

Baca Juga: Demokrat Masih Bisa Untung Meski AHY Nggak Jadi Cawapres Anies Baswedan, Refly Harun Sebut Pasang Foto: Enak Dilihat, Sama-sama Ganteng!

Jika akhirnya, koalisi ini berujung bubar sebelum terbentuk, hanya karena sulit menemukan sosok cawapres Anies, maka Agung melihat, memang ada lobi tingkat tinggi, untuk membubarkan KPI ini. Dan bila itu terbukti, maka semakin dekat arahan bahwa pemilu esok paket pemilih hanya dua pasang saja yang semuanya bermuara pada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) atau Koalisi Indonesia Raya (KIR).

Menurut dia, hal itu bukan tidak mungkin. Karena tekanan ke Nasdem setelah partai besutan Surya Paloh ini mendeklarasikan Anies sebagai capres sangat besar. Berbagai lembaga survei memprediksi penurunan suara Nasdem, bahkan ancaman resuffle kabinet dari menteri Nasdem pun terus dimunculkan.

Terbaru, bahkan Presiden Joko Widodo tidak menghadiri HUT Partai Nasdem pada Jumat (11/11/2022), bahkan ucapan video dari Jokowi-pun tidak ada. Realitas politik tadi semakin memperkuat dugaan banyak kalangan bahwa hubungan Nasdem - Presiden Jokowi sedang berada di titik terendah (down) setelah selama ini berlangsung intim (up).

"Sayangnya relasi tersebut bertepuk sebelah tangan. Karena sebagaimana pidato Ketua Umumnya, Surya Paloh, masih menganggap Presiden Jokowi sebagai teman, namun sebaliknya ini tak bersambut oleh Jokowi," jelas Agung.

Agung menilai, Jokowi sepertinya benar-benar tidak ingin meng-endorse Anies di acara HUT Nasdem tersebut, sebagaimana Jokowi lakukan kepada Prabowo dan Airlangga di beberapa kesempatan. Sehingga dimaknai, Jokowi juga tidak ingin Nasdem mendapatkan Coat Tail Effect dari Anies, bila sanjungan itu disampaikan Jokowi, layaknya sanjungan Jokowi kepada Prabowo dan Airlangga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: