Kemitraan yang sukses diharapkan dapat membantu mempercepat target peaking date sektor ketenagalistrikan di Indonesia 7 tahun lebih cepat dan menghasilkan pengurangan emisi GRK kumulatif lebih dari 300 megaton hingga tahun 2030 dan pengurangan sebesar 2 gigaton hingga tahun 2060 dari capaian Indonesia saat ini.
Di samping itu, Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen menyampaikan, kemitraan JETP ini akan membantu menuju transformasi hijau.
"JETP untuk Indonesia akan memetakan peta jalan menuju masa depan yang lebih hijau dan lebih bersih di negara ini dan masa depan yang penuh dengan peluang bagi masyarakat Indonesia. Merekalah yang akan menuai manfaat dari transformasi ekonomi mereka, karena Indonesia menjadi pusat energi terbarukan," kata Leyen.
Baca Juga: Pendamping Kepala Negara Ikuti Workshop Kerajinan Tangan dalam Spouse Program KTT G20
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan sangat bangga bisa menjadi bagian dari kemitraan ini serta terus mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai netralitas karbon.
"Prancis bangga menjadi bagian dari kemitraan yang ambisius ini untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mencapai netralitas karbon untuk mendorong penyebaran energi terbarukan. Kemitraan ini akan mendukung pembangunan Indonesia dan akan menciptakan banyak peluang ekonomi dengan cara yang adil tanpa meninggalkan pihak mana pun," kata Macron.
Selama enam bulan ke depan, para pihak akan bekerja sama untuk mengembangkan rencana konkret untuk investasi, pembiayaan, dan bantuan teknis untuk mendukung tujuan ambisius ini. Beberapa kepala negara dan kepala organisasi internasional memberikan dukungan terhadap kerja sama ini.
Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengatakan, pada KTT G7 telah mendorong adanya mitra internasional terkait JETP ini.
"Pada KTT G7 di Elmau, Jerman, G7 dan mitra internasional mendorong JETP. Perkembangan kita bersama Indonesia merupakan sinyal kuat bahwa percepatan aksi iklim berjalan seiring dengan transisi yang adil dan kemakmuran ekonomi. JETP ini adalah proyek mercusuar untuk kerja sama multilateral, transisi energi, dan investasi berkelanjutan," ungkap Scholz.
Lebih lanjut, Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni menyampaikan ini menjadi platform ambisus guna menyediakan sumber daya keuangan dan bantuan teknis untuk menuju transisi energi.
"Italia bangga menjadi bagian dari JETP sebuah platform ambisius yang akan menyediakan sumber daya keuangan dan bantuan teknis yang substansial untuk menggerakkan transisi energi Indonesia dari sumber energi fosil menuju energi terbarukan," jelas Meloni.
Jonas Gahr Store, Perdana Menteri Norwegia turut bangga dapat berkontribusi dalam kemitraan dan mendukung Indonesia mempercepat transisi energi.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Kolaborasi G20 Sangat Dibutuhkan untuk Selamatkan Dunia
"Norwegia senang dapat berkontribusi dalam kemitraan ini dan mendukung upaya Indonesia untuk mempercepat transisi energi. Kami percaya ini dapat memobilisasi modal swasta yang sangat dibutuhkan untuk mempercepat penyebaran energi terbarukan dan secara efisien berkontribusi pada pengurangan emisi skala besar untuk mengurangi krisis iklim global," kata Store.
Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak mendukung peluncuran JETP ini dan berharap akan membuat infrastruktur hijau baru.
"Saya bangga meluncurkan JETP yang Baru dengan Pemerintah Indonesia. Ini akan membuka miliaran dana swasta untuk infrastruktur hijau baru," jelas Sunak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: