Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KTT G20 Boleh Usai, Tapi Urusan Sampah Plastik Jangan Sampai Dilupakan

KTT G20 Boleh Usai, Tapi Urusan Sampah Plastik Jangan Sampai Dilupakan Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Konferensi Tingkat Tinggi G20 telah usai hari ini, Rabu (16/11/2022), dan menghasilkan Bali Leaders Declaration. Berbagai persiapan dan keamanan telah dikerahkan pemerintah secara maksimal. Pasalnya, faktor keamanan dan kenyamanan para tamu negara jadi prioritas kunci yang tak bisa ditawar.

Namun, yang tentu saja tak boleh dilupakan adalah persoalan sampah plastik di Bali. Untuk itu, pelaku usaha diharapkan ikut berperan dalam membersihkan sampah plastik produk mereka? Sampah plastik produk siapa yang paling dominan menyampah di Bali?                                       

Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rofi Alhanif, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (16/11/2022), membenarkan bahwa sampah plastik sekali pakai, termasuk saset, botol dan gelas plastik memang banyak mencemari sungai dan perairan laut di Pulau Dewata. Baca Juga: Bersama Jokowi Hadiri Puncak Gernas BCL KKP, Menko Luhut: Sampah Plastik Ini Musuh Bersama!

"Belum lama ini ada penelitian brand audit atas sampah plastik di Bali, sehingga ketahuan mana saja produk perusahaan yang berakhir di alam, baik itu di sungai maupun di laut," kata Rofi, merujuk audit merek (brand audit) sampah plastik yang mencemari lingkungan di Bali, belum lama ini.

Audit merek ini dilakukan oleh Sungai Watch, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) bidang lingkungan di Bali. Dalam laporan brand audit atas sampah plastik di Bali pada 2021, Sungai Watch mengungkap 10 besar perusahaan dengan brand ternama yang produk dan kemasannya paling mencemari Bali.  

Para pemain besar yang menguasai pasar di dalam dan luar negeri ini adalah, Danone Aqua, Wings Surya, Orang Tua Group, Santos Jaya Abadi, Unilever, Indofood, Mayora Indah, Coca-cola, Garuda Food, dan Siantar Top.

Riset Sungai Watch menunjukkan, dari 227.842 item sampah plastik bermerek yang  dikumpulkan dan dianalisis, ada 27.486 item atau 12 persen dari total sampah plastik yang berasal dari perusahaan besar produsen air mineral Danone Aqua. Rinciannya, sampah gelas plastik  14.147 item, dan sampah botol sebanyak 12.352 item.

Dari perkiraan total produksi 5,13 miliar gelas dan 2,7 miliar botol air mineral per tahunnya, Danone Aqua menyumbang masing-masing 587 juta gelas (11 persen) dan 1,3 miliar botol (49 persen).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: