Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Boleh Langka, Erick Thohir dan Jokowi Satu Suara: Pupuk Salah Satu Kunci Ketahanan Pangan!

Tak Boleh Langka, Erick Thohir dan Jokowi Satu Suara: Pupuk Salah Satu Kunci Ketahanan Pangan! Kredit Foto: Instagram/Erick Thohir
Warta Ekonomi, Medan -

Dalam Pembukaan KTT G20, Presiden Joko Widodo menyampaikan masalah kelangkaan pupuk yang tidak boleh disepelekan karena bisa berdampak bagi kesejahteraan masyarakat dunia khususnya ketahanan pangan. Pasalnya, kelangkaan pupuk dapat menyebabkan gagal panen di sektor pertanian yang dapat berimbas pada ketersediaan pangan dunia. Sehingga ketersediaan pupuk jangan sempat langka.

Sementara itu, sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan melalui Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) siap mendukung ketahanan pangan melalui penyediaan pupuk di Indonesia demi menjaga stabilitas harga pangan nasional.

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Side Event G20, Kualitas Anies Baswedan Dinilai Sudah Diakui Jokowi: Dia Tahu...

"Kami menyadari pupuk berperan strategis dalam ketahanan pangan. Sejalan dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat industri pupuk, Kementerian BUMN sudah menetapkan peta jalan, kolaborasi, dan aliansi strategis yang berkelanjutan dari beberapa BUMN yang berkepentingan dalam penyediaan pupuk berkualitas yang meningkatkan produktivitas pertanian dan kebutuhan pangan," ujar Erick Thohir.

Berdasarkan data terbaru per tanggal 15 November 2022, stok pupuk bersubsidi PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk jenis Urea dan NPK saat ini tercatat sebanyak 720.552 ton dengan rincian pupuk Urea sebanyak 437.770 ton dan pupuk NPK sebanyak 282.782 ton.

"Pupuk bersubsidi ini siap didistribusikan kepada petani yang terdaftar dalam kelompok tani dan elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK). Untuk memastikan penyaluran, Pupuk Indonesia didukung dengan fasilitas distribusi yang lengkap," ujarnya.

Ketua Pemantau Harga Pangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan pupuk masih menjadi salah satu masalah besar petani saat ini. Selain dikarenakan harganya yang naik tajam di tahun ini, petani juga mengeluh untuk mendapatkan bantuan pupuk subsidi karena jatahnya kian berkurang belakangan ini.

Baca Juga: Indonesia Tuai Dukungan sebagai Tuan Rumah Olimpiade, Rano Karno: Erick Thohir Pegang Peran Strategis

"Perang memang telah memicu terjadinya kenaikan harga pupuk global, dan bila terus berlanjut maka inflasi pada harga kebutuhan pangan akan kembali meningkat, sehingga khawatir ketersediaan pupuk jadi langka," katanya, Jumat (18/11/2022).

Dikatakannya, ini menjadi masalah fundamental bagi para petani terutama petani Sumut. Sejauh ini petani memang tengah berupaya untuk menutupi kekurangan pupuk dengan menggunakan pupuk organik. Hanya saja petani juga mengeluhkan bahwa efektifitas pupuk organik lebih lambat dibandingkan dengan pupuk kimia. Jadi tantangan kedepan dalam penyediaan stok bahan pangan menghadapi masalah pada ketersediaan pupuk.

"Selama tensi geopolitik masih memanas maka ancaman kelangkaan pupuk dan potensi kenaikan harga pupuk kedepan masih menghantui. Dan salah satu upaya untuk menjaga ketahanan pangan adalah dengan menyediakan pupuk yang cukup untuk semua tanaman kita. Tidak bisa dipungkiri masalah ketersediaan pupuk akan terus membayangi pengendalian inflasi kedepan yang tentunya tidak akan mudah," katanya.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Surya Paloh Dinilai ‘Pandai’ dalam Urusan Balas Dendam, Konflik Pencapresan Anies Baswedan Disinyalir Bakal Panjang

Pupuk memainkan peranan penting terhadap stabilitas perekonomian suatu negara. Karena sumber bahan pangannya banyak bergantung dari pupuk. Dalam jangaka panjang penggunaan pupuk organik memang bisa memberikan manfaat. Namun dalam jangka pendek kita juga perlu memikirkan dampak negatif dari perubahan penggunaan pupuk kimia ke organic.

"Karena bisa mengganggu pasokan pangan yang bisa memicu terjadinya kenaikan harga produk, dan pada akhirnya mendorong inflasi. Kondsi kian rumit tatkala kita berhadapan dengan perlambatan ekonomi yang terjadi di tahun depan, bahkan ancaman resesi serta kondisi geopolitik yang tidak menentu," katanya.

Ketersediaan pupuk menjadi kunci keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan inflasi pangan maupun ketersediaan bahan pangan itu sendiri.

Baca Juga: Presiden Jokowi Disebut Punya Gaya Menaklukan Lawan Politik Tanpa Tukang Pukul, Panda Nababan: Lebih Ngeri Dibanding Soeharto

"Jadi tentunya berharap pemerintah memiliki jalan keluar yang baik terhadap banyak kemelut masalah pupuk belakangan ini. Dan sayangnya gangguan pupuk dari sisi eksternal (global) belum sepenuhnya mampu kita atasi disini," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: