Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beda Selera antara Kader dan Elite Soal Anies Baswedan, PPP Harus Segera Tentukan Sikap!

Beda Selera antara Kader dan Elite Soal Anies Baswedan, PPP Harus Segera Tentukan Sikap! Anies Baswedan disambut ribuan warga pada acara deklarasi calon presiden oleh Forum Kabah Membangun (FKM) di Yogyakarta | Kredit Foto: Twitter/Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendapat sorotan mengenai perkembangan kontestasi Pemilu 2024.

Mengenai hal ini, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menyarankan PPP untuk segera mengelola perbedaan sikap partai dan basis pemilih.

“PPP bisa saja menarik kembali sebagian basis pemilihnya yang sudah terang-terangan mendukung Anies,” ujar Arifki dilansir dari GenPI.co, Sabtu (19/11).

Dirinya juga menyarankan agar PPP segera membawa FKM agar mendukung figur yang didukung oleh elite partai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Baca Juga: Bakal Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Makin Solid, Demokrat Sampaikan 'Permohonan Maaf': Provokator Kecewa!

“Langkah tersebut bisa diambil oleh PPP dengan mendorong KIB agar memberikan kepastian secepatnya,” tuturnya.

Oleh sebab itu, dia juga mengatakan bahwa KIB harus bisa memastikan terkait figur yang diusung sebagai capres dan cawapres dalam Pilpres 2024.

“Upaya perpecahan pemilihan bisa saja diredam. Salah satunya dengan cara mendorong cawapres dari PPP lewat KIB,” kata dia.

Menurut Arifki, memberikan kesempatan kepada kader dari PPP menjadi cawapres merupakan pilihan realistis untuk mencegah Split Ticket Voting pada Pemilu 2024.

Baca Juga: Waduh Gawat! Belum Deklarasi Juga, PKS Tegaskan Tiga Kriteria Capres Mereka, Anies Baswedan Nggak Masuk?

“Selain itu, PPP juga tidak boleh bermain di zona abu-abu di antara mendukung Anies atau KIB,” ujar Arifki.

Arifki mengatakan bahwa PPP harus siap menerima kemungkinan terburuk di Pemilu 2024 jika membiarkan perpecahan di dalam organisasinya terlalu lama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: