Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (BPS Jabar) akan melakukan sensus terhadap 3,5 juta petani untuk mewujudkan data pertanian berkualitas dan tata kelola data pertanian terpadu Jawa Barat.
Kepala BPS Jabar, Marsudijono mengatakan pelaksanaan sensus tersebut tidak hampir sama dengan Regsosek beberapa waktu lalu dengan menerapkan pendekatan rumah tangga. Sedangkan untuk kalangan pengusaha di bidang pertanian BPS akan menerapkan pendekatan stakeholder.
Baca Juga: Bulan Oktober Meroket, BPS: Ekspor Sektor Pertanian Tumbuh 4,86%!
"Kami mendatangi secara door to door, nanti akan tahu potensi rumah tangga itu bergerak di bidang apa. Misalnya pertanian seperti hortikultura, padi termasuk kehutanan,"kata Marsudijono kepada wartawan di Bandung, Senin (21/11/2022)
Pada sensus kali ini, kata Marsudijono, data yang dinilai penting karena dalam menghadapi krisis pangan. Untuk itu, pihaknya memerlukan data kesiapan pangan di Jawa Barat.
"Tadi dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk semakin tinggi. Maka, kalau tidak diimbangi produksi di Jawa Barat nanti agak kesulitan memenuhi kebutuhan masyarakat,"tegasnya
Dia mengakui selama pandemi terjadi penurunan jumlah petani di Jawa Barat. Hal ini menjadi tantangan terbesar. Untuk itu, harus diimbangi dengan inovasi teknologi dan infrastruktur pertanian.
Diketahui, lahan pertanian di Jawa Barat mengalami penurunan sejak 2013 lalu. Untuk itu, diperlukan pengembangan lahan supaya bisa memenuhi kebutuhan ketahanan pangan khususnya di Jawa Barat.
Marsudijono menambahkan dalam mewujudkan basis data pertanian nasional, selain memiliki tugas sebagai penyelenggara Sensus Pertanian dan survei berbasis pertanian.
"BPS juga berperan sebagai Leading Sector pemenuhan data pertanian dengan penekanan pada customer view oriented yaitu apa yang dibutuhkan stakeholder dan para pengguna data,"ungkapnya
Adapun, Kepala Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat menambahkan uas lahan pertanian di Jawa Barat 928.218 ribu hektar pada 2019 lalu.
Sedangkan jumlah produksi padi di Jawa barat selama 2021 mencapai 9,1 juta ton. Sedangkan untuk tahun 2022 diperkirakan mencapai 9,6 juta ton.
Baca Juga: Waduh! NasDem Bisa Terkejut, Selebaran Dukung Anies Baswedan Demi Tegaknya Khilafah Kembali Muncul
"Itu panen sampai Desember 2022. Syaratnya, yang masih di proses tanam aman tidak ada gangguan hama atau penyakit maupun kekeringan dan kebanjiran. Jadi, berdasarkan data BPS, kita surplus 1,4 juta ton pada 2022. Artinya Jawa Barat tidak perlu impor beras,"ungkapnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: