Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Sejarah Mengajarkan, Multikulturalisme Penting dalam Pemerintahan Malaysia'

'Sejarah Mengajarkan, Multikulturalisme Penting dalam Pemerintahan Malaysia' Kredit Foto: Reuters/Lim Huey Teng
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Logikanya, negara multikultural seperti Malaysia seharusnya dijalankan oleh partai politik multirasial, kata Muzaffar Syah Mallow associate professor, Fakultas Syariah & Hukum, Universiti Sains Islam Malaysia kepada New Straits Times.

"Hal ini penting setelah hasil Pemilihan Umum ke-15 baru-baru ini di mana tidak ada partai politik besar yang memperoleh mayoritas sederhana untuk membentuk pemerintahan federal seperti yang disyaratkan oleh Konstitusi Federal," katanya.

Baca Juga: Genting, 9 Sultan Diminta Menghadap Raja Malaysia untuk Gelar Rapat Darurat

Ia menekankan, akan sulit bagi partai politik satu ras mana pun untuk memimpin negara karena mereka tidak akan dapat sepenuhnya memahami semua masalah yang dihadapi dan tuntutan ras lain.

Malaysia telah menjadi negara multikultural bahkan sebelum merdeka. Sejarah telah mengajarkan kita berkali-kali bahwa manusia perlu bekerja sama untuk maju dan berhasil.

Muzaffar menerangkan bahwa Malaysia perlu menunjukkan kepada dunia bahwa kita dapat bekerja sama terlepas dari ras kita di semua bidang, termasuk politik dan administrasi. Setiap argumen atau perbedaan pendapat harus diselesaikan melalui pertemuan dan diskusi.

"Rakyat Malaysia dan semua politisi di negaranya harus bersyukur bahwa multikulturalisme kita memungkinkan semua orang untuk saling mengenal dan membantu serta memperbaiki diri untuk menjadi pribadi, masyarakat, dan bangsa yang lebih baik," terangnya.

Tidak ada individu yang sempurna atau ras yang sempurna. Setiap orang saling membutuhkan jika ingin sukses dan jika ingin memajukan masyarakat serta menjadikan negara kita hebat.

Alih-alih berdebat, setiap orang harus belajar dan bekerja sama satu sama lain agar kita bisa hidup damai dan sejahtera. Konflik dan kesalahpahaman bisa meletus jika kita tidak menghormati dan peka terhadap satu sama lain.

Konflik juga bisa terjadi jika kita gagal memberikan kesempatan yang adil kepada orang lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: