Meski Sudah Berkali-kali Sindir dan Hina Anies Baswedan, Ruhut Sitompul Tetap Aman, Refly Harun Jabarkan Sebabnya
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan meskipun Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul telah mengkritik, menghina hingga menyebarkan hoaks tentang Anies Baswedan, dirinya akan tetap aman.
Ini diucapkan Refly menanggapi pernyataan Ruhut Sitompul yang menyebut Anies telah mengemis meminta menjadi pembicara di Muktamar Muhammadiyah.
Setelah dikonfirmasi oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dadang Kahmad, ia mengatakan pernyataan Ruhut tidak benar.
Baca Juga: Peluang Anies Baswedan Kalahkan Capres dari Rezim Jokowi, Menang Mudah?
“Tidak benar (Hoaks),” kata Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dadang Kahmad, Senin (21/11/2022).
Diketahui, di Twitter pribadinya, Ruhut Sitompul mengunggah meme tulisan terkait dugaan Anies Baswedan mengemis jadi pembicara di Muktamar ke-48 Muhammadiyah Solo.
Dalam meme itu, tertulis ‘Anis ngemis- ngemis minta jadi pembicara muktamar Muhammadiyah di Solo tapi ditolak panitia. Duh, malunya’. Dalam postingan itu, Ruhut Sitompul juga memberikan keterangan di unggahan meme tersebut.
“Yg nulis meme ini kalau benar kata Anak Medan, sakitnya tidak seberapa tapi malunya ini gitu lho MERDEKA,” tulis Ruhut Sitompul.
Baca Juga: NasDem Ogah Pusing Soal Spanduk NII Dukung Anies Baswedan: Makin Banyak Serangan
“Ruhut Sitompul ya yang hobinya menghina, terutama menghina Anies. Tapi tidak akan pernah diproses. Bayangkan ya Muhammadiyah bahkan sudah tegaskan Ruhut sebarkan hoax soal Anies ngemis jadi pembicara di Muktamar,” kata Refly seperti dilansir dari youtube channelnya, Rabu (23/11/22).
Refly kemudian mengatakan jika Ruhut Sitompul disuruh bikin narasi yang lebih cerdas untuk menyerang lawannya, maka dia tidak bisa.
“Karena ya kita nggak pernah lihat reaksi Ruhut berdebat secara ilmiah gitu, kecuali tadi ya kira-kira buat lelucon saja ya,” kata dia.
Refly malah mencurigai apa yang dilakukan Ruhut adalah karena dia diperintahkan oleh sebuah struktur atau kekuasaan.
“Kan mengendalikan orang itu mudah sebenarnya. Bisa dengan uang ya, dengan ancaman juga. Jadi tinggal kita lihat apakah dia independen, ya kalau dia independen sebagai sikap politik, it's oke ya,” kata Refly.
“Walaupun saya tidak pernah membiarkan orang menghina lawan politiknya. Tapi kalo dia menghina karena dibayar atau karena disuap dengan jabatan, dibayar dengan uang misalnya atau dibayar dengan pekerjaan. Itu lebih hina lagi,” tambahnya.
Refly menyimpulkan apa yang dilakukan Ruhut menjelaskan bahwa dia tidak lebih baik dari orang yang dihinanya.
“Nah mudah-mudahan dalam konteks ini siapapun yang mengkritik itu bukan karena menjalankan tugas pemberi kesejahteraannya tetapi benar-benar karena pilihan politiknya,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty