Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Riset Bersama WHO dan CDC Amerika Kuak Campak jadi Ancaman Global Baru yang Akan Segera Terjadi

Riset Bersama WHO dan CDC Amerika Kuak Campak jadi Ancaman Global Baru yang Akan Segera Terjadi Kredit Foto: Reuters/Lindsey Wasson
Warta Ekonomi, Washington -

Sekarang ada ancaman campak yang akan segera menyebar di berbagai wilayah secara global, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. 

Ini dapat terjadi karena Covid-19 menyebabkan penurunan yang stabil dalam cakupan vaksinasi dan melemahnya pengawasan penyakit.

Baca Juga: Warga Aceh Diminta Waspadai DBD dan Campak Saat Musim Hujan

Campak adalah salah satu virus manusia yang paling menular dan hampir seluruhnya dapat dicegah melalui vaksinasi. Namun, diperlukan cakupan vaksin 95% untuk mencegah wabah di antara populasi.

Rekor tertinggi hampir 40 juta anak melewatkan dosis vaksin campak pada tahun 2021 karena rintangan yang diciptakan oleh pandemi Covid, kata WHO dan CDC AS dalam laporan bersama.

Sementara kasus campak belum meningkat secara dramatis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sekaranglah waktunya untuk bertindak, kata pemimpin campak WHO, Patrick O'Connor, kepada Reuters.

"Kami berada di persimpangan jalan. Ini akan menjadi 12-24 bulan yang sangat menantang untuk mencoba memitigasi ini," katanya, Selasa (22/11/2022).

Kombinasi faktor-faktor seperti langkah-langkah jarak sosial yang berkepanjangan dan sifat siklus campak dapat menjelaskan mengapa belum ada ledakan kasus meskipun kesenjangan kekebalan melebar, tetapi itu dapat berubah dengan cepat, kata O'Connor, menunjukkan sifat penyakit yang sangat menular.

WHO telah melihat peningkatan wabah besar yang mengganggu sejak awal 2022, meningkat dari 19 menjadi hampir 30 pada September, kata O'Connor, menambahkan bahwa dia sangat khawatir tentang bagian sub-Sahara Afrika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: