Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gokil, Bauran Biodiesel Berbasis Sawit Nyatanya Berkontribusi Besar Buat Masyarakat Indonesia!

Gokil, Bauran Biodiesel Berbasis Sawit Nyatanya Berkontribusi Besar Buat Masyarakat Indonesia! Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebijakan penggunaan bauran biodiesel yang telah dijalankan sejak 17 tahun lalu telah berhasil membawa Indonesia sebagai pengguna bahan bakar nabati biodiesel dengan persentase terbesar di dunia. Hal ini disampaikan oleh Ketua Harian APROBI Paulus Tjakrawan dalam COP27 dan Sustainable Innovation Forum 2022. 

"Ada tiga tujuan yang ingin dicapai di awal pengembangan biodiesel yaitu ketahanan energi, penciptaan lapangan kerja, dan lingkungan," ujar Paulus dalam keterangannya, Sabtu (27/11).

Baca Juga: Menutup Pekan Akhir November, Harga Sawit Domestik Tercatat Turun!

Dijelaskan Paulus, kapasitas produksi biodiesel Indonesia mencapai 17,14 juta kL yang sebagian besar berada di wilayah barat Indonesia. Aspek geografis inilah yang menjadi tantangan dalam proses distribusi biodiesel dari wilayah barat ke timur Indonesia. Tidak hanya itu, tantangan lainnya yakni berkaitan dengan fasilitas logistik dan tanki penyimpanan biodiesel yang belum merata tersebar di Indonesia. Paulus menuturkan bahwa rantai pasok distribusi biodiesel terus dibenahi setiap tahunnya sampai sekarang.

“Banyak orang bertanya, bagaimana ketersediaan stok minyak sawit untuk memenuhi kebutuhan produk pangan. Karena ada kekhawatiran mandatori mengancam pangan,” urainya. 

Di dalam negeri, konsumsi minyak sawit untuk biodiesel tidak mengganggu kebutuhan produk pangan. Pada 2021, penggunaan minyak sawit sebagai sumber bahan baku biodiesel sebesar 16,1 persen atau 7,3 juta ton dari total produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO dan minyak kernel mentah (crude palm kernel oil/CPKO) yang berjumlah 52,096 juta ton. Selanjutnya pada 2022, konsumsi minyak sawit untuk biodiesel diperkirakan naik menjadi 17 persen dari produksi CPO.

Lebih lanjut dikatakan Paulus, tata kelola sawit sebagai bahan baku biodiesel yang telah menerapkan aspek sustainability di Indonesia. Sebagai contoh, perusahaan sawit diwajibkan menerapkan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Begitupula petani sawit yang diwajibkan ISPO dalam 4 tahun mendatang. Hingga tahun ini, jumlah produksi CPO bersertifikat ISPO mencapai 22 juta ton dan lahan bersertifikat ISPO seluas 3,6 juta hektare. 

“Di sektor hulu, pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan moratorium pembukaan lahan baru kelapa sawit semenjak 2011,” tambahnya.

Baca Juga: Berikan Sinyal Dukung Ganjar Pranowo, Jokowi Dinilai Cemas Hadapi Suksesnya Manuver Anies Baswedan

Dikatakan Paulus, biodiesel di Indonesia telah memberikan nilai tambah yang diterima bagi masyarakat dari aspek ekonomi dan lingkungan. Berkaitan perubahan iklim, mandatori biodiesel berkontribusi mengurangi emisi karbon 22,48 juta ton CO2 ekuivalen pada 2020. Kontribusi ini terus meningkat pada 2021 yang mencapai emisi 25,43 Juta ton CO2 ekuivalen. Dari aspek ekonomi, mandatori biodiesel juga meningkatkan kesejahteraan petani karena meningkatnya permintaan domestik akan CPO dan menciptakan lapangan kerja kepada 1,6 juta orang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: