Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Jokowi Dinilai Sudah ‘Kecele’, Gunakan Relawan untuk Dulang Suara untuk Ganjar Pranowo

Presiden Jokowi Dinilai Sudah ‘Kecele’, Gunakan Relawan untuk Dulang Suara untuk Ganjar Pranowo Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo mengatakan, pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama seluruh elemen Relawan Nusantara adalah untuk memanaskan mesin politik. 

Sayangnya, publik mengaitkan dengan izin penggunaan GBK yang sebelumnya dilarang untuk kegiatan politik, olahraga, dan konser musik. 

Masalah lain, penyalahgunaan Jalan Jenderal Sudirman yang dijadikan area parkir bus para relawan.

Baca Juga: Walau Getol Tebar Sinyal Dukungan, Jokowi Ternyata Belum Kodein Anies Baswedan: Saya Belum...

"Aktivitas Relawan Nusantara ini jelas kegiatan politik, karena itu pemerintah inkonsisten dalam soal perizinan terkait kebijakan izin GBK tersebut. Apalagi berimbas pada ketertiban umum terkait parkir kendaraan," kata Ari kepada wartawan di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, seharusnya pihak panitia dan terutama Presiden Jokowi peka dan solider dengan kecemburuan publik terkait pemberian izin aktivitas Relawan Nusantara tersebut. 

Namun alih-alih peka dengan suara warganet soal penggunaan GBK, Ari menilai, Jokowi lebih konsen meyakinkan agar kandidat calon presiden (capres) nya jadi pilihan masyarakat.

"Jokowi sampai dua kali sebut 'rambut putih', seolah kode kuat ke Ganjar," kata Ari. 

Baca Juga: Jadi Getol Endorse Sana-sini, Manuver Relawan Buat Elite Megawati Berang: Jangan Ganggu Jokowi...

Bukan hanya itu, Ari menilai, Jokowi berusaha meyakinkan parpol soal Ganjar yang juga didukung banyak relawan sebagai mesin politik. 

Karena bagaimanapun, sambung dia, pencapresan tetap harus melalui parpol dan syaratnya adalah terpenuhinya electoral threshold 20 persen.

"Karena untuk mengajukan capres-cawapres itu adalah partai politik atau gabungan parpol, artinya presiden tidak bisa mengajukan, hanya mengusulkan saja ke partai," jelasnya.

Sehingga pernyataan Jokowi soal kriteria calon pemimpin sebagai bentuk upaya membangun opini. 

Baca Juga: Daripada Sibuk ‘Ngurusin’ Relawan, PKS Minta Presiden Jokowi Fokus Saja ke Sisa Masa Jabatan

Ari menyebutkan, Jokowi membuat kriteria yang kuat sebagai masukan ke parpol soal sosok yang layak memimpin pada 2024. 

"Yaitu pemimpin yang mikirin rakyat, meski baru sebatas kriteria berdasar raut wajah dan penampilan, seolah kriteria itu bukti kinerja yang pas bagi sang pemimpin," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: