Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PDIP Makin 'Nyeruduk' Bukan karena Jokowi Apalagi Ganjar Pranowo, Ternyata karena Hal Ini!

PDIP Makin 'Nyeruduk' Bukan karena Jokowi Apalagi Ganjar Pranowo, Ternyata karena Hal Ini! Kredit Foto: Tangkap Layar/YouTube Arsip Nasional RI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hitung-hitungan peluang di Pemilu dan Pilpres 2024 dilakukan lembaga survei. Mengenai hal ini, Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan kenaikan elektabilitas PDIP disebabkan oleh mesin partainya, bukan figur calon presiden.

Rico menjelaskan berdasarkan hasil survei Median, pemilih PDIP memiliki alasan agak unik untuk memilih partai berlambang moncong putih tersebut.

Dia mengatakan PDIP memiliki kenaikan suara, tetapi relatif independen dibandingkan terhadap pilpres.

"Jadi, pada saat ditanya alasan memilih PDIP, pemilih secara konsisten menjawab mesin teritorial partai bukan tokohnya," ucap dia di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (29/11).

Baca Juga: Anies Baswedan Bukan Orang Indonesia Asli Jadi Nggak Bisa Nyapres, Omongan Rocky Gerung Bikin Auto Mingkem: Siapa Orang Indonesia Asli?

Rico menilai pengaruh figur capres atau cawapres yang berpotensi maju pada Pilpres 2024 masih lebih kecil dibandingkan mesin partai.

"Jadi, saya bisa melihat PDIP bisa menentukan siapa pun capresnya tanpa harus mengkhawatirkan efek negatif atau positif," ungkapnya.

Berdasarkan hasil survei Median, PDIP mengalami kenaikan elektabilitas dari 19,6 persen pada Maret 2022 menjadi 22,5 persen pada November 2022.

Dia mengungkapkan alasan tertinggi masyarakat memilih PDIP, yakni karena mesin partainya memberi bantuan dengan persentase 15,9 persen.

Di urutan kedua yakni alasan karena Jokowi sebesar 13,9 persen.

Baca Juga: Refly Harun Bongkar Indikasi Massa Bayaran di Acara Relawan Jokowi 'Nusantara Bersatu' di GBK: Kemarin Mereka Diangkut dengan…

Sementara itu, Rico juga menanggapi bahwa saat ini Jokowi masih punya basis pemilih setia.

Akan tetapi, publik menyadari bahwa Jokowi akan selesai masa jabatannya pada 2024, sehingga pengaruh langsung untuk elektoral tidak sebesar Pemilu 2019.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: