Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berselisih di Kabinet, Rizal Ramli Ungkap Kelakuan Jusuf Kalla

Berselisih di Kabinet, Rizal Ramli Ungkap Kelakuan Jusuf Kalla Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Rizal Ramli mengungkap alasan di balik hubungannya yang tidak baik dengan Jusuf Kalla (JK) selama berada di kabinet.

Kesaksian Rizal terhadap perilaku JK yang bernada negatif datang setelah klarifikasi dari Randa Nababan terkait dengan posisi Rizal Ramli selama di kabinet kerja Persatuan Nasional pada 2015 silam yang ia nyatakan dalam video berjudul "Kesaksian Mengejutkan Rizal Ramli & Panda Nababan, Geliat Jusuf Kalla dan Anies di Istana" yang diunggah di akun YouTube Total Politik pada 2 Desember lalu.

Panda mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo memasukkan Rizal Ramli ke dalam kabinet kerjanya dengan alasan untuk meredam pengaruh JK di kabinet.

"Itu pengakuan JK ke saya. JK mengatakan ke saya, lihatlah cara Jokowi mau menetralisir aku, mau mendegradasi aku, dia taruh Rizal," tutur Panda menceritakan ulang ucapan JK kepadanya seperti dikutip dari video pada Santu (3/12/2022).

Baca Juga: Rizal Ramli Dipastikan Tidak akan Datang ke Pernikahan Kaesang dan Erina, Ternyata Alasannya

Memberikan tambahan klarifikasi pada hal ini, Rizal menyampaikan bahwa JK dengan berbagai cara berkali-kali berusaha untuk menyingkirkan Rizal Ramli dari jajaran kabinet.

Tidak hanya berusaha menyingkirkan Rizal saat Presiden Jokowi pada awalnya meminta Rizal menjadi Menko Ekuin, namun JK juga menggagalkan Rizal sebagai bagian dari jajaran kabinet di masa pemerintahan SBY.

"Jadi pada waktu Jokowi menjadi Presiden, ini menurut cerita Jokowi, dia maunya saya [jadi] Menko Ekuin. Pak Jusuf Kalla dengan berbagai cara, jangan [tunjuk] saya lah. Ini kan Jusuf Kalla sudah berkali-kali, waktu SBY, itu SBY sudah tanda tangan Rizal Ramli [jadi] Menko Ekonomi," tutur Rizal.

Kemudian ia melanjutkan, "SBY mau aku mau jadi Menteri Keuangan, dia [Jusuf Kalla] mau main di keuangan kan mana mau kasih [posisi itu ke] kita. Dia kan ada utang yang harus dia hapuskan di Mandiri. Makanya taruh Menteri Keuangan yang bisa kerjanya cuma menghapus [utang JK] doang, habis itu dipindahin jadi dubes itu. Yang ketiga, SBY mau gue jadi Menteri BUMN, nah niatnya [JK] mau main di BUMN kok, orang kaya kita kan tidak mentolerir hal-hal begitu."

Baca Juga: Minta Izin ‘Tempur’ Lawan Oposisi, Rizal Ramli Langsung Tembak: Selama Si Benny Menjabat, TKI Meninggal Paling Banyak dalam Sejarah!

Lebih lanjut Rizal menceritakan kejadian pada 15 Agustus 2015 silam, di mana ia dipanggil oleh Presiden Jokowi ke Istana bersama dengan Kasino yang merupakan aktivis 98.

Rizal bersama Kasino dalam perjalannya telah sama-sama sepakat untuk tidak menerima tawaran posisi sebagai Menko.

Pertemuan antara Rizal dengan Jokowi untuk tawaran posisi tersebut rupanya dirahasiakan, begitu kata Rizal menceritakan bahwa Jokowi ingin merahasiakan pertemuan tersebut untuk menghindari kebocoran dan intervensi dari JK. 

Sesuai dengan rencana Rizal menolak tawaran hingga akhirnya dengan negosiasi panjang Rizal pun menerima tawaran sebagai Menko Maritim dengan syarat, Rizal berkata, bahwa Rizal tidak mau melapor kepada JK dan laporan Rizal hanya langsung dilakukan kepada Jokowi.

Baca Juga: Rizal Ramli Ketawa dengan Respon Jokowi Saat Dimintai Izin Gempur Oposisi: Eh Responnya, Malah Bilang ‘Kencengin Aja’

"Kenapa? Ya JK pasti proyekin info di dalam itu. Di bawah saya kan menguntungkan semua nih. SDM, infrastruktur, perhubungan. Kalau saya lapor sama dia, berarti saya nyetor proyek. Saya tidak mau," terang Rizal.

Perselisihan antara Rizal dengan JK pun semakin memanas dengan mulainya dominasi Rizal di kabinet untuk mengurangi dominasi dari JK. Di mana selanjutnya, perselisihan ini terus berlanjut dengan tindakan Rizal yang menghentikan proyek-proyek KKN JK, seperti menghentikan usaha anak JK yang ingin membuat storage dengan memakai dana Pertamina di Serang dan Makassar yang senilai US$600 juta.

Baca Juga: Rizal Ramli Ketawa dengan Respon Jokowi Saat Dimintai Izin Gempur Oposisi: Eh Responnya, Malah Bilang ‘Kencengin Aja’

"[JK] mau bikin apa lagi kita batalin. Ya kan ganggu lah karena aku jalanin misinya Jokowi yang dia mau revolusi mental. Memang revolusi mental bisa pakai kursus? Pakai seminar? Ya harus pakai kepret. Kepret tangan kiri nah tapi tangan kanan kita kan ngebangun, evaluasi aset, bikin pariwisata 10 new destinations, ningkatin turis itu dari tujuh jutaan ke lebih dari 9,5 jutaandalam waktu satu tahun dan lain-lain," ujarnya.

Kemudian kasus dari penghentian moratorium reklamasi yang menyeret Ahok juga berkontribusi dalam memperburuk hubungan Rizal dan JK. Di mana Rizal bersama Ahok sepakat untuk menghentikan moratorium sementara tidak bagi JK. Karena permasalahan-permasalahan tersebut lah kemudian JK berusaha untuk melengserkan Rizal Ramli dari posisinya di kabinet.

Rizal menceritakan bahwa dalam upaya melengserkan dirinya tersebut, Presiden Jokowi telah diintervensi oleh JK dalam detik-detik terakhir pembuatan keputusan reshuffle kabinet baru. Di mana pada 2016 saat Presiden Jokowi menginginkan Rizal Ramli menjadi Menko Ekuin, terjadi kebocoran informasi.

Baca Juga: Minta Izin ‘Tempur’ Lawan Oposisi, Rizal Ramli Langsung Tembak: Selama Si Benny Menjabat, TKI Meninggal Paling Banyak dalam Sejarah!

"Ya last minutes karena waktu itu kan Pak Jokowi sudah diskusikan kabinet yang baru tahun 2016. Pak Jokowi maunya gue jadi Menko Ekuin. Kita gantilah empat-lima menteri. Dibocorin sama temannya si Johan, dua minggu sebelumnya di Tempo. Baru orang tahu Jokowi lagi mempersiapkan reshuffle, ga ada yang tahu, JK nempel terus, Jokowi ke Jogja ikut ke Jogja, Jokowi ke mana ikut ke mana," terang Rizal.

Hubungan yang tegang antara Rizal dan JK ini pun sudah menjadi rahasia umum di kabinet, di mana Rizal menceritakan saat suatu hari Menteri Sekretaris Negara Pratikno menanyakan alasan Rizal tidak pernah memanggil JK sebagai Wakil Presiden, dan Rizal mengatakan, "saya mah orangnya sederhana, berhenti jadi peng-peng, jadi pejabat aja, gua panggil wakil presiden. Gue orangnya sportif, tapi kalau masih mau bisnis juga, pejabat juga ya sorry deh gua ga panggil wakil presiden."

Baca Juga: Minta Izin ‘Tempur’ Lawan Oposisi, Rizal Ramli Langsung Tembak: Selama Si Benny Menjabat, TKI Meninggal Paling Banyak dalam Sejarah!

Alasan dia tidak menginginkan pejabat menjadi sekaligus menjadi seorang pebisnis ini selaras dengan permintaan Presiden Jokowi padanya. Memberikan tanggapan di posisinya saat itu, Rizal mengatakan, "saya mengerti saya dipakai dalam pertentangan buat menghadapi JK karena Jokowi waktu itu tulus bilang gamau pejabatnya bisnis."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: