Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Edward Snowden atau Julian Assange yang Harus Dimaafkan, Tanya Elon Musk ke Warganet

Edward Snowden atau Julian Assange yang Harus Dimaafkan, Tanya Elon Musk ke Warganet Kredit Foto: AFP/Via Arab News
Warta Ekonomi, Washington -

Elon Musk memposting jajak pendapat Twitter pada Sabtu (3/12/2022) tentang apakah mantan kontraktor intelijen Amerika Serikat Edward Snowden dan salah satu pendiri WikiLeaks Julian Assange harus diampuni.

Hasil awal menunjukkan dukungan publik yang luar biasa karena membiarkan keduanya, yang sama-sama menghadapi dakwaan berdasarkan Undang-Undang Spionase, lolos.

Baca Juga: Orang Terkaya Dunia Desak The Fed Pangkas Suku Bunga, Elon Musk: Berisiko Resesi Parah Hingga 2024

"Saya tidak mengungkapkan pendapat, tetapi berjanji untuk melakukan jajak pendapat ini," tweet Musk, bertanya kepada pengguna: "Haruskah Assange dan Snowden diampuni?"

Sejauh ini, dengan lebih dari 1,3 juta orang memilih, 79% mengatakan 'ya', 21% 'tidak', lapor RT.

Pada 2013, Snowden membocorkan sejumlah besar dokumen rahasia yang mengungkapkan operasi pengawasan luas Badan Keamanan Nasional AS yang menargetkan warga sipil di AS. Pelapor kemudian melarikan diri dari AS ke Hong Kong, dan kemudian ke Rusia, di mana dia baru-baru ini menerima paspor Rusia, menurut pengacaranya.

Di AS, dia menghadapi tiga dakwaan di bawah Undang-Undang Spionase yang dapat membawa hukuman penjara 30 tahun. Dia juga bisa dituduh melakukan kejahatan lain, yang berpotensi membuat hukumannya menjadi lebih berat.

Julian Assange memasuki garis bidik pemerintah AS pada 2010, ketika WikiLeaks menerbitkan dokumen rahasia yang mengungkap dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan AS di Irak dan Afghanistan.

Penerbit kelahiran Australia, yang sekarang dikurung di Penjara Belmarsh di Inggris, menghadapi ekstradisi ke AS, di mana ia menghadapi tuduhan spionase yang membawa hukuman penjara hingga 175 tahun.

Musk, yang baru-baru ini memperebutkan kesepakatan $44 miliar untuk mengambil alih Twitter, beberapa kali bertanya kepada pengguna apakah platform tersebut harus membuka blokir akun tertentu.

Pada November, dia memposting jajak pendapat tentang apakah Twitter harus membatalkan pencekalan mantan Presiden AS Donald Trump, yang ditangguhkan secara permanen pada awal 2021 karena diduga menghasut kekerasan di tengah kerusuhan Capitol Hill. Mayoritas yang jelas memilih untuk mengaktifkan kembali akun Trump.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: